Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (ketiga kanan) saat melakukan kunjungan kerja ke PT PIM di Lhokseumawe, Aceh. Foto Istimewa.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (ketiga kanan) saat melakukan kunjungan kerja ke PT PIM di Lhokseumawe, Aceh. Foto Istimewa.

Wamen BUMN Pecut Pupuk Iskandar Muda Bangun Ketahanan Pangan dan Energi

Husen Miftahudin • 11 Agustus 2022 17:12
Aceh: Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mendorong PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) berperan besar terhadap ketahanan pangan dan ketahanan energi dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Upaya yang dilakukan mulai dari pengembangan pabrik NPK dan pengembangan Green Industry Cluster (GIC) atau Klaster Industri Hijau.
 
PT PIM yang merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) saat ini tengah melakukan sejumlah upaya guna meningkatkan kapasitas produksinya, antara lain melalui pembangunan pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan reaktivasi pabrik urea PIM-1.
 
"Kami berharap pabrik NPK ini bisa diselesaikan dan dikomersialisasikan pada bulan November atau Desember tahun ini," tutur Pahala saat melakukan kunjungan kerja ke PT PIM di Lhokseumawe, Aceh, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 11 Agustus 2022.

Menurutnya, penambahan kapasitas produksi NPK ini merupakan langkah besar untuk pengembangan PT PIM ke depan. "Alhamdulillah, tadi saya dilaporkan Direksi PT PP, perkembangannya cukup baik dan penyelesaiannya bisa dicapai sekitar November," tambahnya. 
 
Lebih lanjut Pahala menyebutkan kebutuhan nasional pupuk NPK saat ini sekitar delapan juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup sebesar 3,4 juta ton. "Tambahan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton ini tentunya berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pupuk NPK nasional," tuturnya.
 
Ia juga menambahkan pabrik NPK ini nantinya harus didukung oleh pemenuhan feedstock atau bahan baku yang baik, terutama bahan baku potas atau kalium yang berasal dari Rusia.
 
Selain melalui pembangunan pabrik NPK baru, Pahala juga mendukung upaya PT PIM melakukan reaktivasi pabrik PIM-1. Reaktivasi ini diharapkan juga dapat menambah kapasitas produksi urea PT PIM. Tantangan dalam melakukan reaktivasi ini adalah masih adanya kendala pasokan gas.
 
"Saat ini kita sedang menunggu bagaimana dapat memperoleh pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, dimana kita ketahui kebutuhannya adalah sekitar 55 MMSCFD. Jadi ini sedang kita upayakan dengan berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia, juga Pertamina dan PGN," jelasnya.
 
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Pengusaha Diminta Tak Jadikan Pupuk Bahan Bancakan Korupsi

 
Lebih lanjut ia mengungkapkan, dalam rangka ketahanan energi, Kementerian BUMN juga mempunyai inisiatif pengembangan Klaster Industri Hijau. Klaster merupakan kawasan industri yang menggunakan energi berbasis green. Salah satu komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan di PT PIM adalah Blue dan Green Ammonia.
 
"Kami berharap kawasan industri ini bisa segera direalisasikan. Dengan adanya klaster industri hijau menjadikan PT PIM bukan hanya perusahaan pupuk tapi juga perusahaan yang bisa mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi," tegas Pahala.
 
Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan mengungkapkan, pengembangan kawasan ini sesuai dengan strategy house green industry cluster Kementerian BUMN yang menargetkan reduksi karbon hingga 29 persen di 2030, dan net-zero emission pada 2060.
 
Strategi yang dilakukan, antara lain, pemanfaatan energi baru dan terbarukan, implementasi teknologi carbon capture, peningkatan efisiensi, serta pengembangan bisnis dan industri ramah lingkungan.
 
Terkait dengan pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, ia menyebutkan pihaknya telah mengajukan permohonan dukungan kepada Kementerian ESDM untuk pengadaan LNG, baik melalui pasokan dalam negeri maupun impor. "Kementerian ESDM juga telah merespon dan memberikan dukungannya untuk pengadaan LNG tersebut," kata Jamsaton.
 
Sementara itu, Direktur Utama PT PIM Budi Santoso Syarif menyatakan kesiapannya untuk mewujudkan Klaster Industri Hijau di area PT PIM. "Kami didukung oleh lokasi yang strategis, serta fasilitas dan utilitas pendukung yang memadai, seperti pelabuhan, jaringan interkoneksi listrik dan air, serta jaringan pipa gas," tutup Budi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan