Ketujuh sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.
"Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri," kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito, dilansir dari Antara, Minggu, 9 Oktober 2022.
Kemenperin, lanjutnya, melakukan pendalaman struktur industri, peningkatan investasi, dan menjalankan inisiatif peta jalan Making Indonesia 4.0. Untuk itu pihaknya akan selalu mendukung kegiatan yang bertujuan menjalin kerja sama komprehensif, termasuk pelaksanaan Indonesia-Japan Pharmaceutical and Medical Device Business Forum yang berlangsung pada 5-7 Oktober.
Baca: Transformasi BUMN, Erick Pastikan Laporan Keuangan Terkonsolidas |
Kegiatan forum bisnis itu merupakan inisiatif dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, yang berkolaborasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka, dan didukung Kemenperin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, IIPC Tokyo dan ITPC Osaka, serta beberapa mitra Jepang.
"Kegiatan forum bisnis yang dibuka oleh Duta Besar RI Tokyo ini berfokus untuk mempertemukan pelaku bisnis industri farmasi dan alat kesehatan asal Indonesia dengan pelaku bisnis/investor dari Jepang," kata Ketua Kadin Komite Bilateral Indonesia-Jepang Emmanuel L Wanandi.
Emmanuel Wanandi memimpin kehadiran 15 delegasi bisnis Indonesia yang meliputi sembilan perusahaan farmalkes, termasuk perwakilan dari Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), dan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI).
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito dalam sambutan secara daring mengajak pelaku industri farmasi Jepang menjalin kolaborasi lebih luas dengan Indonesia melalui penelitian dan pengembangan obat-obatan berbasis teknologi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa menekankan mengenai pentingnya transformasi sektor kesehatan yang antara lain meliputi transformasi layanan dasar dan rumah sakit, serta sistem kesehatan yang resilience.
"Kami mengundang mitra dari Jepang untuk turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi farmalkes di Indonesia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News