Pertanyaannya, bagaimana kita bisa tetap tangguh menghadapi risiko ini?
Dampak ekonomi tidak hanya kerusakan fisik
Kerugian akibat bencana alam bukan hanya terlihat dari bangunan yang runtuh atau infrastruktur yang rusak. Dampaknya jauh lebih luas dan memukul perekonomian.Menurut studi Badan Pusat Statistik (BPS), setiap satu kejadian bencana dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebesar Rp2.386. Jika dihitung per tahun, potensi kerugian bisa mencapai Rp7,43 juta per kapita.
Sektor perdagangan dan manufaktur, yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional, turut terdampak paling besar. Kerugian tidak langsung diperkirakan mencapai Rp23,96 triliun di sektor perdagangan dan Rp19,51 triliun di sektor manufaktur setiap tahun.
Baca juga: Dari Banjir Hingga Gempa, Saatnya UMKM Melek Asuransi Properti |
Peta risiko: ancaman gempa tak terlihat
Data dari MAIPARK menegaskan risiko bencana di Indonesia semakin nyata. Peta Sumber Gempa Nasional 2017 yang dipublikasikan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) mencatat adanya 295 sesar aktif di seluruh wilayah Indonesia.Yang mengejutkan, dalam lima tahun terakhir muncul kejadian signifikan dari patahan yang belum terpetakan (unmapped faults). Hal ini menunjukkan adanya potensi penambahan sumber gempa pada pembaruan Peta Sumber Gempa Nasional 2025.
Artinya, risiko gempa bumi, termasuk ancaman megathrust yang bisa memicu tsunami, semakin tinggi.
“Kerentanan Indonesia terhadap bencana sudah terbukti. Tanpa langkah mitigasi yang kuat, termasuk perlindungan finansial melalui asuransi, kerugian yang ditimbulkan bisa sangat luas, tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga sektor ekonomi secara keseluruhan,” kata Strategic Planning & Risk Management Group Head, MAIPARK Indonesia, Ruben Damanik, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Allianz Utama siapkan solusi
Dalam menghadapi bencana, mitigasi bukan hanya soal kesiapan fisik, tetapi juga perlindungan finansial.Allianz Utama, sebagai bagian dari Allianz Group, menghadirkan solusi Property All Risk dengan cakupan perlindungan luas.
Produk ini meliputi kerusakan aset bisnis seperti kantor, pabrik, gudang, hingga bangunan komersial lainnya. Tak hanya itu, ada juga perluasan proteksi terhadap risiko banjir, gempa bumi, hingga pencurian.
Yang tak kalah penting, produk ini memberikan perlindungan atas potensi kehilangan pendapatan akibat terhentinya operasional pasca bencana. Selain cakupan yang relevan, Allianz memperkuat layanan dengan proses klaim yang transparan dan cepat, termasuk jalur khusus untuk bencana berskala besar.
Dukungan finansial dan teknis dari Allianz Group memastikan klaim dibayarkan tepat waktu sesuai ketentuan polis.
“Allianz percaya bahwa proteksi asuransi bukan sekadar menjaga aset fisik, tetapi juga menjaga kesinambungan bisnis dan stabilitas ekonomi. Kami berkomitmen untuk meningkatkan literasi asuransi agar semakin banyak pelaku usaha menyadari pentingnya perlindungan ini,” kata Direktur & Chief Technical Officer Allianz Utama Indonesia, Ignatius Hendrawan.
Risiko bencana di Indonesia adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Namun, dengan langkah mitigasi yang tepat dan perlindungan finansial yang kuat, dampaknya bisa diminimalkan. Bencana mungkin tak bisa dicegah, tetapi kita bisa memperkuat kesiapan untuk menjaga masa depan, baik bagi individu maupun bagi perekonomian nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id