Ilustrasi pedagang baju impor bekas. Foto: dok MI/Taufan.
Ilustrasi pedagang baju impor bekas. Foto: dok MI/Taufan.

Dampak Negatif Thrifting terhadap Perekonomian Indonesia

Ade Hapsari Lestarini • 18 Juli 2024 16:46
Jakarta: Tren belanja barang bekas atau thrifting saat ini tengah digandrungi masyarakat Indonesia, khususnya kalangan muda. Namun, di balik kepopuleran ini, terdapat dampak negatif yang sangat merugikan perekonomian negara.
 
Thrifting, praktik membeli barang bekas yang masih layak pakai dengan harga terjangkau, telah mengalami popularitas yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan ini menawarkan berbagai manfaat, termasuk penghematan finansial, pengurangan limbah, dan peluang untuk berekspresi secara kreatif.
 

Definisi dan sejarah thrifting


Melansir laman Shopify, thrifting didefinisikan sebagai proses menjual barang bekas pakai seperti pakaian, aksesoris, sepatu, dan barang-barang antik.
 
Istilah ini berasal dari praktik awal menjual dan menukar barang-barang bekas di pertengahan 1800-an hingga awal 1900-an.

Meskipun thrifting memiliki banyak manfaat yang diakui secara luas, praktik ini juga menimbulkan beberapa kontroversi. Ada kekhawatiran tentang dampak negatif thrifting terhadap ekonomi lokal, karena dapat mengurangi penjualan dari toko-toko baru. Selain itu, pemerintah Indonesia telah melarang penjualan barang bekas impor untuk mendukung industri tekstil nasional.
 
 
Baca juga: Tips dan Trik Jualan Barang Preloved, Dijamin Cuan
 

Dampak negatif thrifting

  1. Menurunkan pendapatan Negara: Impor barang bekas ilegal, termasuk pakaian, telah berdampak buruk pada pendapatan negara. Pemerintah kehilangan potensi penerimaan dari pajak dan bea masuk.
  2. Menghambat pembangunan infrastruktur: Pendapatan negara yang menurun berdampak pada berkurangnya dana untuk pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya.
  3. Merugikan industri lokal: Thrifting menghambat pertumbuhan industri tekstil dan fesyen dalam negeri. Produk impor yang lebih murah menekan penjualan produk lokal, menyebabkan penurunan produksi dan hilangnya lapangan kerja.
  4. Meningkatkan limbah tekstil: Pakaian bekas yang diimpor umumnya berasal dari negara maju dengan tren mode yang terus berubah. Akibatnya, begitu sampai di Indonesia, pakaian tersebut banyak yang dibuang sebagai sampah, menambah beban limbah tekstil.
  5. Ancaman bagi UMKM: Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang tekstil dan fesyen sangat terdampak oleh maraknya thrifting. Persaingan tidak sehat dengan produk impor membuat mereka sulit bertahan dan kehilangan mata pencaharian.
 

Dampak lingkungan


Selain dampak ekonomi, thrifting juga memiliki dampak negatif pada lingkungan:
  1. Limbah pakaian bekas sulit terurai dan mencemari tanah dan air.
  2. Produksi limbah tekstil yang berlebihan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Menyadari dampak negatif thrifting, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UMKM) telah resmi melarang penjualan baju bekas impor. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi industri lokal, kesehatan masyarakat, dan lingkungan.
 
 
Baca juga: Sejak Ngetren, Barang di Thrift Store Kok Jadi Mahal?
 

Manfaat thrifting

  1. Hemat biaya: Barang bekas jauh lebih murah dibandingkan dengan barang baru, memungkinkan pembeli menghemat banyak uang.
  2. Mengurangi limbah: Thrifting membantu mengurangi limbah tekstil dengan memberikan kesempatan kedua pada pakaian yang tidak lagi digunakan.
  3. Kreativitas dan gaya: Thrifting menawarkan kesempatan untuk menemukan pakaian dan aksesori unik yang tidak tersedia di toko biasa, memungkinkan individu mengekspresikan gaya pribadi mereka.
  4. Dampak lingkungan: Dengan mengurangi kebutuhan produksi pakaian baru, thrifting membantu menurunkan emisi karbon dan konsumsi sumber daya.
 

Tips thrifting


Untuk memaksimalkan pengalaman thrifting, ada beberapa tips yang dapat diikuti:
  1. Buat daftar: Buat daftar pakaian atau barang yang ingin Anda cari untuk menghemat waktu dan upaya.
  2. Riset: Kunjungi beberapa toko barang bekas untuk memahami penawaran dan harga mereka.
  3. Tentukan anggaran: Tetapkan anggaran belanja untuk menghindari pengeluaran berlebihan.
  4. Periksa kualitas: Periksa barang-barang bekas dengan cermat untuk memastikan kualitas dan keawetannya.

Thrifting menawarkan sejumlah manfaat yang menjadikannya pilihan berbelanja yang menarik. Dengan menawarkan barang bekas berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, thrifting membantu menghemat uang, mengurangi limbah, dan mendorong kreativitas.
 
Meskipun ada beberapa kekhawatiran tentang dampak ekonomi, praktik ini terus mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Dengan mengikuti tips yang diberikan, individu dapat memaksimalkan pengalaman thrifting mereka dan memanfaatkan manfaatnya secara maksimal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan