Kurs rupiah pada Jumat pagi dibuka turun 30 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp15.189 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.159 per USD.
"Rilis data AS semalam yaitu data inflasi produsen AS Januari yang naik melebihi ekspektasi pasar dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang baik," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, dilansir Antara, Jumat, 17 Februari 2023.
Ariston menuturkan rilis data ekonomi terbaru AS tersebut mendorong persepsi bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan mempertahankan kebijakan pengetatan moneter untuk jangka waktu yang lebih lama dan membuka peluang kenaikan suku bunga acuan lagi.
Baca juga: Dolar AS Kembali Melemah, Rupiah Bisa Naik? |
"Faktor ini memicu penguatan dolar AS pascarilis data dan pagi ini terlihat dolar AS juga menguat terhadap mata uang Asia," ujarnya.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis, 16 Februari 2023 juga sudah melaporkan indeks harga produsen negara itu, ukuran inflasi dari sudut pandang industri dan bisnis, melonjak 0,7 persen pada Januari, kenaikan terbesar sejak Juni lalu dan jauh diatas konsensus 0,4 persen.
Sementara itu, laporan terpisah oleh Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, turun 1.000 menjadi 194 ribu untuk pekan yang berakhir 11 Februari. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru akan berjumlah 200 ribu.
Karena sentimen eksternal tersebut, rupiah berpeluang tertekan terhadap dolar AS ke arah Rp15.220 per USD dengan potensi tertahan di sekitar Rp15.150 per USD.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News