Ilustrasi smelter nikel. Foto: AFP.
Ilustrasi smelter nikel. Foto: AFP.

Buka Peluang Kerja, Inalum-Antam Ajukan Proyek Smelter di Kalimantan Barat

Arif Wicaksono • 10 September 2023 10:55
Jakarta: BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)-PT Aneka Tambang (Antam) mengajukan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase II. Proyek yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat, ini memiliki kapasitas 1.000-2.000 ktpa.
 
baca juga: Hilirisasi Memang Menaikkan Ekspor Nikel tapi Tiongkok yang Menikmati

“Melalui proyek ini, Inalum-Antam berupaya untuk membuka kesempatan kerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat menghasilkan banyak manfaat,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf, dikutip keterangan tertulis, Jakarta, Minggu, 10 September 2023.
 
Proyek SGAR fase II menggunakan pasokan bauksit dari penambangan bauksit Antam. Terkait logistik, proyek ini memfasilitasi logistik untuk ekspor alumina di pelabuhan laut yang dimiliki Pelindo. Terletak lima kilometer dari lokasi proyek.
 
Teknologi dalam proyek ini menggunakan proses bayer bersuhu rendah. Sementara untuk sistem tailing menggunakan desain dry stack. Inalum-Antam bertujuan untuk mendirikan perusahaan patungan dengan mitra strategis yang memiliki teknologi SGAR dengan kapasitas minimal 1.000 ktpa.

Kerja sama Inalum-Antam dengan mitra strategis untuk proyek SGAR fase II ini memiliki kapasitas 1-2 MMTPA. Selain itu, kerja sama ini memungkinkan perseroan untuk dapat menggunakan aset atau fasilitas yang ada di SGAR Tahap I (di bawah PT BAI).
 
"Tentunya hal itu dilakukan dengan skema kerja sama yang akan dibahas lebih lanjut," kata Heri.
 
Dalam proyek ini, mitra potensial merupakan penyedia teknologi untuk pabrik penyulingan alumina. Perusahaan harus bersedia bergabung dalam ekuitas proyek dengan porsi minoritas.
Selain itu, teknologi yang dimiliki telah terbukti dapat diterapkan di beberapa negara di dunia. Proyek ini juga dapat memberikan jaminan keberhasilan produksi, konstruksi, commissioning, dan pengoperasian.

penghematan biaya

Sebelumnya, pada proyek SGAR fase I terdapat potensi penghematan biaya pada pemanfaatan fasilitas bersama yang dapat digunakan untuk SGAR fase II. Untuk SGAR fase II, Inalum-Antam juga telah memiliki desain tata letak yang memungkinkan para mitra strategis yang juga penyedia teknologi dapat mengadopsi teknologi mereka ke dalam desain tata letak tersebut.
 
"Saat ini, pengerjaan fisik SGAR Mempawah telah mencapai 60 persen. Inalum menargetkan proyek ini dapat mencapai 80 persen masa kontruksi pada akhir 2023," ujar Heri.
 
Pada lanjutan pengerjaan proyek SGAR Mempawah fase II akan memiliki potensi tambahan kapasitas produksi alumina mencapai satu hingga dua juta ton. Oleh sebab itu, Inalum-Antam akan memilih mitra strategis untuk joint venture.

Proyek Strategis Nasional

Proyek SGAR fase I dan fase II juga diajukan untuk dapat ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN). Hal ini dilakukan untuk mendukung upaya penyelesaian proyek dengan nilai investasi menyentuh USD1,7 miliar.
 
Pada proyek SGAR fase I, digestion menggunakan bayer bersuhu rendah. Pra-pemanasan dan pemanasan pipa ganda memegang teknologi digestion tangki dengan rincian recycled caustic soda Na2OK hingga 180g/L, temperatur digestion 150°C, waktu digestion 30 menit, dan digestion aK 1,30. Selain itu, SGAR fase I juga menggunakan pembangkit listrik tenaga panas dengan tenaga batubara yang dihasilkan sendiri.

Manfaat SGAR Fase II

Lebih lanjut, proyek SGAR fase II oleh Inalum ini memiliki beberapa manfaat yang ditawarkan, yaitu upstream: penambangan bauksit, midstream: kilang alumina, dan midstream: peleburan aluminium.
 
Pada penambangan bauksit, bauksit akan dipasok oleh Antam sebagai perusahaan saudara dari Inalum yang juga merupakan Anggota MIND ID. Antam memiliki cadangan dan sumber daya bauksit sekitar 657 juta wet metric ton (wmt).
 
Adapun untuk kilang alumina, proyek SGAR fase II ini sangat menarik untuk dijadikan investasi karena tersedia lahan untuk pabrik alumina. Selain itu, juga terdapat beberapa potensi penghematan belanja modal capex dan opex untuk fasilitas berbagi.

rantai pasokan industri alumunium

Selanjutnya terkait peleburan aluminium, proyek SGAR fase II memiliki beberapa benefit. Inalum sebagai off-taker akan membeli alumina yang diproduksi. Saat ini, kebutuhan alumina inalum sekitar 500 ktpa. Ke depan, Inalum berencana menambah kapasitas produksi sebesar 900-1.500 ktpa, sehingga kebutuhan alumina ke depannya menjadi 1.800-3.000 ktpa.
 
Proyek SGAR yang memiliki peranan penting dalam menjaga rantai pasok Industri Aluminium di Indonesia ini hadir dalam salah satu agenda di ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) yang bertajuk Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan