Jokowi tidak akan goyah dengan pendiriannya. Bahkan, ia menantang negara-negara untuk terus sibuk melayangkan gugatan.
"Meskipun kita digugat, tidak apa-apa. Nikel sudah digugat. Bauksit yang kita umumkan juga digugat lagi. Tidak apa-apa. Suruh gugati aja terus. Nanti yang kedua digugat belum rampung, kita akan umumkan yang ketiga untuk stop lagi. Gugat lagi tidak apa-apa," kata Jokowi di Istana Merdeka dilansir Media Indonesia, Rabu, 21 Desember 2022.
Baca juga: Tok! Indonesia Larang Ekspor Bauksit Mulai 1 Juni 2023 |
Ia pun mencontohkan hasil nyata dari kebijakan penghentian ekspor nikel mentah. Tujuh tahun silam, ketika ekspor masih diizinkan dalam bentuk mentah, penjualan dari komoditas tersebut hanya USD1,1 miliar. Tahun ini, setelah ekspor diwajibkan dalam bentuk setengah jadi atau jadi, angka yang diraup sudah lebih dari USD30 miliar.
"Betapa besar lompatan nilai tambah itu. Itu yang tidak kita dapat berpuluh-puluh tahun. Pajak kita tidak dapat. Deviden tidak dapat. Royalti tidak dapat. Ekspor juga tidak dapat. Penciptaan lapangan kerja juga kita tidak dapat. Tidak dapat apa-apa kita. Itu yang harus dihentikan," bebernya.
Menurutnya, tugas negara adalah menciptakan nilai tambah demi mencapai perekonomian yang baik dan masyarakat yang sejahtera. Di Maluku Utara, salah satu provinsi yang merupakan sentra komdoitas mineral tersebut, pertumbuhan ekonominya bisa menembus 27 persen.
"Coba dicek provinsi mana di dunia yang pertumbuhan ekonominya sampai segitu. Tunjukan Ke saya. Tidak ada," imbuhnya
"Bayangkan kalau semua provinsi melakukan hilirisasi. Inilah reformasi struktural riil yang mau kita lakukan. Kita ubah di hulu dengan memperbaiki undang-undang, dan lakukan implementasinya dalam pelaksanaan. Yang sulit memang di sini," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News