“Alokasi kita lima tahun ke depan menghabiskan USD10 (miliar) sampai USD11 miliar atau hampir Rp150 triliun untuk pengembangan EBT,” kata Senior Vice President Strategy and Investment Pertamina Daniel Purba dalam Media Group Network (MGN) Energy Summit 2022, Selasa, 31 Mei 2022.
Pertamina sadar bahan bakar minyak (BBM) tidak bisa selamanya mendominasi sumber energi. EBT bakal menjadi primadona di masa depan.
“Ini suatu keniscayaan sehingga Pertamina, bahkan seluruh perusahaan minyak merespons ke sana,” papar dia.
Daniel menyebut respons itu diwujudkan dengan menyusun dan memproyeksikan portofolio bisnis Pertamina di 2030. Lini bisnis Pertamina bakal bertambah dalam delapan hingga 10 tahun ke depan.
“Nanti di 2023 kita produksi hidrogen dan 2024 memproduksi amonia yang termasuk upaya mengurangi karbon,” jelas dia.
Baca: Penggunaan EBT Disebut Satu-satunya Jalan Menyelamatkan Indonesia
Menurut Daniel, rencana jangka panjang yang jelas soal penurunan emisi sangat penting. Salah satunya, membangun kepercayaan pasar terhadap Pertamina.
“Peta jalan perlu ditunjukkan agar investor, partner, dan institusi investasi percaya kami bisa merespons dan beradaptasi transisi energi yang akan jadi arus global,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News