Presiden Joko Widodo sebelumnya menunjuk tujuh staf khusus dari kalangan milenial. Penunjukan ini salah satunya diharap bisa menjawab tantangan revolusi industri 4.0.
Lima staf khusus Presiden bereasal dari kalangan milenial, yakni Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, dan Aminudin Ma'ruf.
Meskipun Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra mengundurkan diri dari jabatan staf khusus karena diduga terlibat kasus, keberadaan milenial di pemerintahan tetap tak tertahan. Ini terbukti dengan mulai dipercayanya mereka di lingkungan Kementerian BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir mengajak generasi milenial untuk mau bergabung di kementerian maupun perusahaan pelat merah. Menurut Erick, milenial merupakan generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan untuk ikut memajukan Tanah Air. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang fokus pada pembenahan sumber daya manusia (SDM).
Baca: Erick Ajak Milenial Gabung BUMN
Berikut beberapa nama dari kalangan milenial yang saat ini duduk di 'kursi panas' perusahaan pelat merah.
1. Muhammad Fajrin Rasyid
Fajrin, sapaan akrabnya, didaulat menjadi direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) di usianya yang belum genap 34 tahun. Berdasarkan catatan Medcom.id, rekam jejak lelaki kelahiran 11 September 1986 ini dimulai saat mendirikan Bukalapak bersama Achmad Zaky dan Nugroho Herucahyono pada 2010.Fajrin merupakan lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan IPK 4. Selain menempuh pendidikan S1 di ITB, Fajrin juga sempat melanjutkan pendidikan ke Harvard Business School dan Stanford University Graduate School of Business.
Mengutip LinkedIn, karier pertama Fajrin adalah sebagai konsultan di Boston Consulting Group. Ia bertanggung jawab untuk memberikan masukan soal dinamika industri di Asia Tenggara. Ia berkarier di Boston Consulting Group selama satu tahun enam bulan.
Setelah itu, ia bergabung dengan Achmad Zaky dan Nugroho Hercahyono untuk membuat platform belanja online, Bukalapak. Selama tujuh tahun, ia menduduki jabatan Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak.
2. Septian Hario Seto
Dia ditunjuk menjadi komisaris BNI di usianya 36 tahun. Pria kelahiran 1984 itu memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Akuntansi dari Universitas Indonesia dan sarjana (S2) Jurusan International Finance dari SKEMA Business School.Rekam jejak Septian di pemerintahan dimulai saat menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (2018-2020) serta plt Deputi Bidang Koordinator Investasi dan Pertambangan (2020).
Septian diketahui tidak memiliki hubungan baik dengan anggota direksi lainnya, anggota dewan komisaris, maupun pemegang saham utama dan pengendali.
3. Fadli Rahman
Pria kelahiran 5 Juli 1986 ini sudah menjabat sebagai komisaris Pertamina Hulu Energi sejak 20 Januari 2020.Sekilas mengenai rekam jejak Fadli, yakni ia merupakan lulusan Ekonomi Mineral dan Energi Colorado School of Mines (CSM) pada 2016 (gelar Ph.D) dan 2013 (gelar M.Si). Sebelumnya, dia meraih gelar Bachelor of Science di ITB pada 2007.
Selanjutnya, dia sempat menjadi principal di Boston Consulting Group sejak 2016. Fadli juga dipercaya sebagai senior field engineer di Schlumberger pada 2008-2011 dan reservoir engineer di Conoco Phillips pada 2007-2008.
4. Adrian Zakhary
Adrian ditunjuk menjadi komisaris independen PTPN VIII. Adrian memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Teknik & Manajemen Industri Pertanian Universitas Padjadjaran dan magister (S2) Jurusan Ilmu Eknomi dari Universitas Indonesia.Pria kelahiran 3 Februari 1987 itu sebelumnya menjabat Komisaris PTPN II (2020). Melihat perjalanan kariernya, Adrian juga banyak malang melintang di dunia jurnalistik.
Rekam jejak Adrian antara lain sempat menjadi CEO PT Visualogy Teknologi (2018-2020), pemimpin redaksi & COO Verta TV & vertanews.id (2019), senior consultant digital marketing & pengembangan bisnis Douyu di Asia Tenggara (2018), senior manager business dev & product operation Alibaba Group (2017-2018).
Adrian sempat menjadi executive producer (section head) MNC Group (2016-2017); jurnalis, produser TV, dan product manager di NET TV (2012-2016); dan jurnalis, creative & live presenter di Trans TV (2010-2012).
5. M Arief Rosyid Hasan
Arief ditunjuk sebagai komisaris independen Bank Mandiri Syariah. Penunjukannya berdasarkan keputusan sirkuler pemegang saham pada 3 April 2020.Rekam jejak lelaki kelahiran Makassar, 4 September 1986, ini dimulai saat lulus sebagai dokter gigi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin pada 2010. Dia meraih magister kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia pada 2014.
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Independen, dia aktif di sejumlah organisasi. Misalnya, sebagai ketua umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (2013-2015), ketua pemuda di Dewan Masjid Indonesia (2017-sekarang), wasekjen BPP HIPMI (2019-sekarang), dan menginisiasi sejumlah kolaborasi dengan anak muda di masjid hingga di lembaga pemasyarakatan.
Arief juga secara intensif terlibat dalam diskusi bersama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI), Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (DPBS OJK), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), hingga Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) dalam mendorong peran pemuda untuk kebangkitan ekonomi ummat dari Masjid.
Arief pun diketahui mendirikan Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) dan menyelenggarakan Muktamar Pemuda Islam bersama 20 Organisasi Kemahasiswaan dan Kepemudaan Islam. Sejak 2019, beliau terlibat dalam Pokja Pelayanan Kepemudaan di Kemenpora.
6. Graha Yudha Andarano Putra Pratama
Dia menjabat sebagai komisaris pada tiga perusahaan sekaligus. Dia menjabat sebagai komisaris independen PT PP Presisi Tbk (PPRE). Selain itu, pria kelahiran Palembang, 26 September 1987, ini juga menjabat sebagai komisaris Waskita Toll Road dan komisaris PT Inka Multi Solusi Trading, perusahaan yang terafiliasi dengan PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA).Rekam jejak Graha dimulai saat meraih gelar bachelor ofsScience in economics di President University (2008) dan master of business administration di University of Strathclyde Glasgow, United Kingdom (2014).
Selain itu, dia juga mengikuti pendidikan eksekutif di Harvard Kennedy School (2016), Oxford-Said Business School (2017), dan The Wharton School at the University of Pennsylvania (2018).
Sebelumnya, Graha Yudha juga pernah menjabat sebagai anggota tim ahli di Dewan Pertimbangan Presiden, tenaga ahli madya di Kantor Staf Presiden (2015-2019), senior manager di PT Sarana Multi Infrastruktur (2014-2015), portfolio manager di Great Eastern Life Assurance (2013), dan assistant manager of Citibank (2009-2013).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id