Baca juga: Hutama Karya Bikin Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Punya Sistem Manajemen Lalu Lintas Canggih |
Di tengah situasi ini, Zoomlion Indonesia Heavy Industry, produsen alat berat asal Tiongkok, berhasil mencatatkan penjualan terbesar di Asia Tenggara dan akan terus menggarap pasar di Indonesia.
"Indonesia merupakan pasar paling penting bagi Zoomlion di Asia Tenggara, dan kami bangga dapat mendukung pembangunan infrastruktur nasional," ujar Deputy General Manager Zoomlion Indonesia Baron Li, dikutip Kamis, 12 September 2024.
Selain fokus pada sektor konstruksi, Zoomlion juga melihat potensi besar dalam modernisasi sektor pertanian di Indonesia.
"Dengan teknologi yang ada, Zoomlion Indonesia berkomitmen memberikan solusi inovatif bagi pembangunan Indonesia," kata Baron.
Menurut dia, hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memperkenalkan teknologi terbarunya untuk sektor pertambangan.
“Kami percaya, dengan teknologi yang tepat, kami dapat memberikan kontribusi bagi percepatan pembangunan infrastruktur di sektor pertambangan. Kami juga melihat potensi pertumbuhan yang luar biasa di Indonesia, baik di sektor konstruksi maupun pertambangan," ujarnya.
Dengan fasilitas layanan seluas 30.000 meter persegi di Bekasi, Zoomlion memastikan ketersediaan dukungan teknis dan suku cadang, untuk membantu percepatan pembangunan proyek-proyek strategis di berbagai daerah.
Kehadiran Zoomlion di Indonesia sejak 2014 semakin diperkuat dengan keberadaan lebih dari 300 cabang yang tersebar di berbagai wilayah, yang menjadikan perusahaan ini sebagai pemain kunci dalam sektor konstruksi dan pertambangan nasional.
Pencapaian Zoomlion ini mempertegas posisi strategisnya dalam mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia, yang terus membutuhkan mesin-mesin berkualitas tinggi, seperti crane dan alat berat pertanian.
Assistant General Manager of Zoomlion Earthmoving Overseas Division William Chen, menjelaskan perusahaan tertarik dengan peluang pasar pertambangan indonesia yang masih besar di tengah ketidakpastian global.
"Di Rusia kan selama ini sudah masuk produk Tiongkok cuman ga tau sampai kapan eropa masuk lagi, Di Turki Sudah laku setelah bencana gempa besar, nah kita lihat potensi pertambangan di Indonesia masih sangat besar," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News