Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Pertamina Kucurkan USD160 Juta ke Polytama via TubanPetro

Ade Hapsari Lestarini • 12 Oktober 2022 15:34
Jakarta: Pengembangan industri petrokimia nasional melalui PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) Group akan menjadi jawaban atas persoalan masih tingginya impor bahan petrokimia yang menjadi salah satu ganjalan bagi neraca perdagangan Indonesia. Adapun perluasan kapasitas produksi PT Polytama Propindo, salah satu anak usaha TubanPetro, melalui proyek PP 2 Balongan, bergerak lebih maju.
 
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa 2022 TubanPetro, disepakati penerbitan saham baru (rights issue) senilai ekuivalen USD160 juta dengan dilakukan penawaran terbatas atas saham tersebut kepada PT Pertamina (Persero). RUPSLB juga menyetujui untuk melakukan penambahan modal saham pada Polytama sebesar kurang lebih USD160 juta yang akan digunakan untuk pendanaan proyek PP 2 Balongan.
 
Adapun untuk pengembangan PP 2 Balongan di Polytama diperkirakan dibutuhkan pendanaan hingga USD323,3 juta, dengan porsi ekuitas mencapai USD160 juta. RUPSLB TubanPetro 2022, merupakan tindak lanjut atas RUPSLB Polytama pada 28 September 2022 yang menyepakati peningkatan modal dasar serta modal ditempatkan dengan cara menerbitkan saham baru (rights issue) yang akan digunakan untuk pendanaan proyek PP 2 Balongan.

Direktur Utama TubanPetro Sukriyanto menyampaikan, pengembangan Polytama, sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo terkait optimalisasi industri petrokimia untuk menekan kebutuhan impor dan untuk memenuhi kebutuhan permintaan bijih plastik dalam negeri.
 
"Upaya tersebut merupakan langkah strategis dan menjadi peran perusahaan untuk semakin berkontribusi bagi negara," kata Sukriyanto dalam keterangan resminya, Rabu, 12 Oktober 2022.
 
Penambahan modal untuk perluasan pabrik Polytama, juga merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah bersama Pertamina untuk mendukung TubanPetro sebagai industri petrokimia nasional. Dengan demikian, TubanPetro bisa dikembangkan menjadi industri petrokimia nasional terintegrasi.
 
Baca juga: Indonesia Bidik Jadi Produsen Petrokimia Kelas Wahid di Asia Tenggara

Kapasitas produksi Polytama

Perluasan kapasitas produksi Polytama hingga dua kali lipat, lanjut Sukriyanto, diharapkan dapat mengurangi impor polypropylene dengan meningkatkan produksi polypropylene dalam negeri. Kemudian, memaksimalkan pemanfaatan produk propylene dari kilang milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
 
"Polytama akan memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan semua produk yang dihasilkan PP 2 Balongan," ucap Sukriyanto.
 
Saat ini, proyek PP 2 Balongan juga sudah menyelesaikan sejumlah tahapan. Dari sisi perizinan mulai perluasan usaha, lokasi, rekomendasi kesesuaian tata ruang daerah, dan rekomendasi tata guna tanah, sudah selesai. Sedangkan untuk proses perizinan lain seperti lingkungan, rekomendasi andalalin, dan lokasi jetty (dermaga), masih dalam proses.
 
Setelah proses penambahan modal selesai, dilakukan penyusunan Front End Engineering Design (FEED) yang ditargetkan akan tuntas dalam kurun waktu enam bulan. Setelah FEED tuntas, dilanjutkan tahap kontruksi. Dalam pelaksanaan pengembangan PP 2 Balongan, TubanPetro berkoordinasi dengan Subholding Pertamina, yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Sebagai tambahan informasi, pembebasan lahan untuk proyek ini juga sudah rampung 98 persen.
 
Pengembangan PP 2 Balongan ini juga sesuai dengan Head of Agreement (HOA) antara Kementerian Keuangan dan PT Pertamina (Persero) pada 15 Agustus 2018 tentang Pengembangan Industri Petrokimia Nasional dan Rencana Jangka Panjang (RJP), serta usulan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Perseroan Tahun 2022 yang telah disampaikan kepada para pemegang saham.
 
Sukriyanto menegaskan, TubanPetro berkomitmen penuh untuk mengelola proyek kilang petrokimia guna menurunkan impor produk turunan petrokimia. "Semoga pengembangan Polytama melalui perluasan kapasitas produksi akan memberikan manfaat dan berjalan sesuai rencana, juga mampu menekan defisit neraca perdagangan," jelas Sukriyanto.  
 
Polytama sebelumnya sudah menunjuk Basell Poliolefine Italia S.r.l (LyondellBasell) sebagai penyedia lisensi teknologi proses polipropilena, yaitu spheripol untuk proyek Polipropilena Balongan (PP 2 Balongan). Polipropilena Balongan adalah proyek pembangunan Plant polipropilena kedua Polytama dengan kapasitas terpasang sebesar 300 ribu MTPA.
 
"Teknologi proses polipropilena Spheripol dari LyondellBasell diakui merupakan salah satu teknologi proses terbaik yang cocok dan sesuai dengan target spesifikasi dan kualitas dari pasar yang ditargetkan oleh Polytama," tutur Sukriyanto.
 
Teknologi Spheripol adalah teknologi proses polipropilena terkemuka dengan kapasitas berlisensi lebih dari 30 juta ton. Teknologi Spheripol generasi kelima terbaru mencakup peningkatan proses yang semakin memaksimalkan efisiensi operasional. Plant akan mulai beroperasi menggunakan katalis Avant ZN. Pemegang lisensi baru dapat memanfaatkan keahlian in-house LyondellBasell dalam peningkatan produksi berkelanjutan, pengembangan produk, dan pengetahuan katalis.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan