Ilustrasi industri petrokimia - - Foto: dok MI
Ilustrasi industri petrokimia - - Foto: dok MI

Indonesia Bidik Jadi Produsen Petrokimia Kelas Wahid di Asia Tenggara

Insi Nantika Jelita • 03 April 2022 16:00
Jakarta: Indonesia mengincar jadi produsen petrokimia terbesar se-Asia Tenggara. Sejak 2020 pemerintah tengah mengawal proyek-proyek pembangunan industri kimia raksasa dengan total nilai investasi mencapai USD31 miliar.
 
Investasi tersebut guna memperkuat komoditas di sektor kimia hulu dan mampu mensubstitusi produk petrokimia yang masih diimpor seperti Etilena, Propilena, BTX, Butadiena, Polietilena (PE), dan Polipropilena (PP).

 
Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito pada peresmian Perluasan Pabrik PVC (Phase-7) dan Peluncuran Ekspor PT Asahimas Chemical mengatakan, nilai ekspor bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai USD18,86 miliar di 2021.

“Dengan adanya investasi besar di industri petrokimia yang saat ini didukung penuh oleh pemerintah, Indonesia akan menjadi negara produsen petrokimia nomor 1 di ASEAN," ujarnya dalam keterangan resminya, dikutip Minggu, 3 April 2022.
 
Investasi tersebut bakal ditambah dengan total kapasitas Olefin sebesar 5,7 juta ton per tahun serta tambahan total kapasitas Poliolefin sebesar 4,7 juta ton per tahun.
 
"Kapasitas industri nasional untuk produk-produk (petrokimia) tersebut saat ini mencapai 7,1 juta ton per tahun,” sebutnya.
 
Menurut Warsito, industri petrokimia merupakan sektor strategis di tingkat hulu yang menjadi modal dasar dan prasyarat utama untuk pengembangan industri di tingkat hilir seperti plastik, serat kain, tekstil, kemasan, elektronika, otomotif, obat-obatan dan industri-industri penting lainnya.
 
"Berhasil tidaknya pemerintah dalam membangun industri nasional, salah satunya sangat dipengaruhi oleh profil industri petrokimia,” ungkapnya.
 
Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor petrokimia diharapkan pemerintah memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat.
 
"Hal ini yang memacu pemerintah untuk terus memperkuat industri petrokimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri," ucap Warsito.
 
Kemenperin pun memberikan apresiasi terhadap realisasi investasi proyek PT Asahimas Chemical Phase-7 di Cilegon, karena menunjukkan bahwa potensi pengembangan industri petrokimia intermediate sangat besar. Dengan penambahan kapasitas produk PVC atau polivinil klorida  sebesar 200 ribu ton per tahun.
 
Perusahaan itu disebut berkontribusi meningkatkan pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan PVC domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor.
 
“Sampai dengan perluasan ke-7 ini, PT Asahimas Indonesia mampu menyerap tenaga kerja sampai dengan 1.250 orang. Oleh karena itu, proyek perluasan pabrik PT Asahimas Chemical ini perlu kita apresiasi,” pungkasnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan