PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sendiri memainkan peranan penting dalam mendukung isu strategis tersebut. Dalam dialog bersama working group EDM, Direktur Operasi dan Produksi PKT Hanggara Patrianta menekankan fokus perusahaan ke arah industri petrokimia yang berbasis renewable, sehingga efisiensi penggunaan energi menjadi sebuah hal yang penting dilakukan mengingat skala operasional kami sebagai produsen pupuk dan petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
"Sejak 2017, dari tahun ke tahun, perusahaan sudah mengalami penurunan konsumsi energi yang cukup signifikan berkat inisiatif Energy Conservation Program kami," ungkap Hanggara dalam keterangan tertulis, Senin, 15 Agustus 2022.
Sesuai dengan roadmap pertumbuhan kedua perusahaan, PKT terus berkomitmen untuk menjalankan program konservasi energi sebagai salah satu pilar utama Growth Strategy perusahaan menuju industri hijau. Hal ini juga sejalan dengan tema dialog EDM-CSWG G20 yang membahas mengenai 'Resource Efficiency and Circular Economy in support of Sustainable Consumption and Production Framework'.
Dalam penerapan program konservasi energi tersebut, PKT membuat strategi menyeluruh yang berfokus pada tiga pilar utama. Pertama Program Operasional yang menekankan penerapan new best practice dalam menekan ekses oksigen, pemeliharaan prediktif dan preventif pabrik berdasarkan ISO 55001, pemantauan online penggunaan energi signifikan, serta pengadaan berdasarkan life cycle assessment.
Kedua, Program Investasi yang melakukan upgrade pada konverter amonia, pengadaan peralatan baru seperti LP Amonia Scrubber hingga peningkatan pompa ke berbasis IE3. Ketiga Turn Around Program Penggantian katalis yang lebih efisien, pembersihan kimia dan mekanis secara rutin, serta overhaul peralatan rotasi.
Baca juga: Strategi Pupuk Kaltim Wujudkan Kemandirian Pangan Nasional |
Selain ketiga pilar tersebut, PKT juga menerapkan sistem Smart Production yang merupakan proses digitalisasi dan integrasi data secara online dan menyeluruh. Mulai dari monitoring performa pabrik (produksi, konsumsi energi, inventori dan operasional pabrik), kualitas dan stok produk, evaluasi kesehatan dan pemeliharaan aset, kinerja lingkungan, serta dilengkapi dengan sistem alarm.
"Masing-masing lini ini dilengkapi dengan platform teknologi informasi yang dirancang khusus, yang terhubung dengan manajemen PKT untuk memudahkan pengambilan keputusan," paparnya.
Implementasi dari kedua program tersebut disebut telah membuahkan hasil yang cukup positif. Data internal perusahaan mencatat, total pengurangan emisi yang terjadi pada 2022 sudah mencapai 436.711 ton atau setara dengan emisi yang dikeluarkan oleh 94.937 mobil.
Sementara itu dari segi efisiensi energi, selama 2022 PKT telah berhasil mencapai 5,01 persen penghematan energi dan berhasil menyimpan energi hingga setara 141 ribu MMBtu per tahun.
"Dalam langkah perusahaan bertransformasi menuju industri hijau, selain upaya efisiensi energi PKT memiliki target untuk mengurangi emisi gas karbon hingga 32,51 persen pada 2030 dan mencapai net zero emission di 2060. Hal ini termasuk beberapa inovasi hijau yang telah kami kembangkan, seperti pengolahan limbah plastik PET (polyethylene terephthalate) yang dibuat menjadi bahan Green Asphalt, juga penerapan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) untuk memenuhi kebutuhan energi kantor pusat PKT," jelas Hanggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News