"Tujuan pertama dari program Kartu Prakerja adalah meningkatkan keahlian, dari survei yang dilakukan oleh Kartu Prakerja sudah ada kenaikan keahlian," kata Piter kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 21 Februari 2023.
Namun Piter menyebut, perlu ada survei lanjutan untuk menyimpulkan hal tersebut. Ia juga menuturkan, kesuksesan Kartu Prakerja dalam meningkatkan keahlian tidak serta merta dapat mengurangi pengangguran.
"Peningkatan keahlian belum otomatis mengurangi pengangguran. Ada faktor lain yang juga berperan, yaitu kondisi perekonomian," imbuh Piter.
Baca juga: Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Program Kartu Prakerja Gelombang 48 |
Ketika ditanya, apakah Kartu Prakerja telah berhasil meningkatkan kualitas SDM, Piter menegaskan, tujuan peningkatan keahlian pekerja tidak sama dengan meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Menurutnya, kedua hal tersebut merupakan hal yang berbeda.
"Tujuan Kartu Prakerja hanya untuk pekerja, SDM Indonesia tidak hanya pekerja. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia tidak cukup dengan Kartu Prakerja, tapi melalui semua upaya lain; utamanya sistem pendidikan formal dan nonformal yang ada di Kemendikbud," ujar Piter.
Diapresiasi di Kancah Global
Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning David Atchoarena sebelumnya menilai, Kartu Prakerja sebagai game changer, atau pembawa perubahan besar, dalam upaya meningkatkan pembelajaran bagi orang dewasa di luar pendidikan formal."Ini sekaligus membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal. Teknologi menjadi game changer terutama dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja (upskilling dan reskilling)," kata David.
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan.
Airlangga mengungkapkan, program Kartu Prakerja merupakan misi kemanusiaan dengan pemberdayaan yang melibatkan berbagai sektor. Misalnya saja sektor pendidikan, ketenagakerjaan, dan kewirausahaan.
"Program ini lebih dari sekadar kebijakan, pendanaan atau teknologi. Dibutuhkan perubahan radikal dalam institusi dan budaya, serta di pemerintahan, perusahaan dan individu," kata Airlangga.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News