Saat ini transformasi sektor kesehatan ke sistem yang mengadopsi teknologi. Foto: Dok istimewa
Saat ini transformasi sektor kesehatan ke sistem yang mengadopsi teknologi. Foto: Dok istimewa

Digitalisasi Sektor Kesehatan Jadi Solusi Peningkatan Layanan bagi Masyarakat

Eko Nordiansyah • 29 September 2023 16:43
Jakarta: Pesatnya perkembangan teknologi telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang kesehatan yang sudah memasuki era Healthcare 4.0. Saat ini transformasi sektor kesehatan ke sistem yang mengadopsi teknologi, seperti Internet of Things (IoT), analisis big data, Artificial Intelligence (AI), dan cloud computing.
 
Chief Executive Officer PT Aktivo Indonesia Sukses Galatia Chandra mengatakan, pengaplikasian Healthcare 4.0 pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau rumah sakit dinilai bisa menjadi solusi peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini juga dipercepat dengan pandemi yang membuat digitalisasi dunia medis tidak bisa dihindari.
 
"Saat ini pemerintah sudah melakukan electronic medical records atau rekam medik elektronik sudah dilakukan pemerintah untuk fasilitas kesehatan. Artinya fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit pemerintah maupun swasta, wajib menjalankannya. Tidak pakai kertas lagi," kata dia dalam keterangan, Jumat, 29 September 2023.

Kemenkes juga telah mengeluarkan cetak biru strategi transformasi digital kesehatan. Pada 2024, ia meyakini fasyankes seperti rumah sakit melakukan transformasi digital, seperti menggunakan teknologi AI. Meski saat ini belum banyak, namun RS UI sudah memakai aplikasi Telemedicine berbasis AI yang membuat dokter bisa memonitoring kesehatan pasien dari jarak jauh.
 
Selain masalah teknologi, pasien Indonesia yang masih banyak berobat ke luar negeri juga menjadi tantangan. Untuk itu, Mantan Direktur Rumah Sakit (RS) Harapan Kita Tarmizi Hakim menyebut, kini sudah ada proyek medical tourism seperti Jababeka Medical City yang dikembangkan oleh PT Jababeka Tbk. 
 
Jababeka Medical City merupakan kawasan industri kesehatan dengan infrastruktur standar WHO seluas 72 hektar di Kawasan Jababeka- Cikarang. Tujuan dari hadirnya Jababeka Medical City ialah untuk menampung wisatawan asing berobat di Jababeka Medical City-Cikarang. 
 
Baca juga: Dukung Pengembangan Ekosistem Startup Tanah Air, Begini Caranya

 
Sejak 2006 hingga 2023, di Kawasan Jababeka telah berdiri 20 rumah sakit yang melayani lebih dari 2.000 perusahaan dari 34 negara dengan karyawan lebih dari satu juta orang. Terlebih, sudah ada Fakultas Kedokteran President University yang merupakan salah satu kelengkapan dari Jababeka Medical City.
 
"Misi Jababeka Medical City, kami ingin ada health center yang di dalamnya poli-poli spesialis berada di dalam satu tempat, seperti yang banyak ditemui di luar negeri. Jadi pasien yang butuh pengobatan spesialis bisa langsung datang ke Medical City," ungkap dia.
 
Meski begitu, untuk membuat masyarakat Indonesia berobat ke Jababeka Medical City tidak mudah.  Founder President Executive Club (PEC) S.D Darmono mengungkapkan, dibutuhkan kerja sama antar pihak untuk mengembangkan, mulai dari para pengusaha, pemerintah dan akademisi. 
 
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa PEC siap menjadi wadah bagi berbagai berkolaborasi, termasuk untuk mengembangkan Medical City. Dengan anggota yang telah mencapai ratusan saat ini dan proyek kerja sama yang telah dilakukan, Darmono mengatakan, PEC bisa menjadi mitra strategis bagi para stakeholder kesehatan.
 
"Jangan sampai untuk persoalan check up, masyarakat kita sampai ke luar negeri. Kita ingin ke Cikarang saja sudah cukup," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan