"Kontribusi sektor manufaktur masih yang tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya. Artinya, industri kita masih bergeliat di tengah melambatnya ekonomi global. Kinerja positif ini juga sejalan dengan capaian PMI Manufaktur Indonesia dan Indeks Kepercayaan Industri yang masih berada di level ekspansi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip dari siaran pers, Selasa, 8 Agustus 2023.
Agus mengemukakan, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 4,56 persen pada kuartal II-2023, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sekitar 4,33 persen. "Di kuartal kedua ini, pertumbuhan ekonomi kita sebesar 5,17 persen, dengan sektor manufaktur yang secara konsisten menjadi kontributor terbesar pertumbuhan, didukung oleh permintaan yang juga terus menguat," tuturnya.
Agus menyebutkan, pertumbuhan terbesar dari performa sektor manufaktur nasional pada kuartal II-2023, yakni industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik yang tumbuh sebesar 17,32 persen.
Disusul industri logam dasar (11,49 persen), industri alat angkutan (9,66 persen), industri makanan dan minuman (4,62 persen), serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman (4,50 persen).
"Capaian tersebut menunjukkan tingkat optimisme dari pelaku industri kita masih cukup tinggi, terutama dalam menghadapi tantangan global saat ini. Ini yang juga menjadi peluang dalam pengembangan sektor manufaktur di masa mendatang," paparnya.
Hal ini sejalan dengan hasil survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Juli 2023. Secara umum, kepercayaan industri masih sangat baik karena beberapa subsektor yang besar seperti industri makanan, industri kendaraan bermotor, industri minuman, dan industri peralatan listrik mengalami kenaikan ekspansi.
Seluruh indeks variabel pembentuk IKI mengalami ekspansi pada Juli 2023, baik variabel pesanan baru, produksi, maupun persediaan produk.
Baca juga: Perlu Transformasi Struktural Demi Angkat Kontribusi Sektor Manufaktur |
Kinerja industri mamin membaik
Sementara itu, Ketua Umum Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S Lukman mengemukakan, kinerja industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia tahun ini sudah membaik jika dibandingkan dengan tahun lalu. Ini terlihat dari peringkat realisasi investasi pada Januari-Juni 2023.
Di periode ini, industri mamin berada pada peringkat keempat dengan nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp26,72 triliun dengan total 5.416 proyek.
"Sedangkan, dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA) industri mamin telah mencatatkan investasi sebesar USD1,117 miliar dengan 2.226 proyek," sebutnya.
Apabila dilihat dari kontribusi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, pada kuartal I-2023 industri mamin merupakan yang paling tinggi di antara industri yang lainnya, yaitu sebesar 38,61 persen.
Pertumbuhan industri mamin, lanjut Adhi, tidak terlepas peran dari dukungan Kemenperin yang terus menerapkan peta jalan Making Indonesia 4.0 melalui penerapan lighthouse.
"Status lighthouse ini adalah perusahaan-perusahaan yang ditunjuk oleh Kemenperin sehingga mempunyai tanggung jawab untuk aktif membagikan pengalamannya kepada industri di sektor masing-masing, sehingga dapat sama-sama memperoleh keuntungan lewat transformasi digital," paparnya.
Di sektor mamin, Kemenperin sudah menetapkan tiga perusahaan sebagai lighthouse, yaitu Amerta Indah Otsuka (Sukabumi dan Kejayan), Kalbe Nutritionals (Sanghiang Perkasa dan Kalbe Morinaga Indonesia), serta Lautan Natural Krimerindo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id