Ilustrasi PLTG. Foto: Dokumen PLN
Ilustrasi PLTG. Foto: Dokumen PLN

Industri Nikel Suguhkan Produk Ramah Lingkungan Lewat Penggunaan Energi Hijau

Annisa ayu artanti • 21 Mei 2024 21:39
Jakarta: Industri berlomba menyuguhkan produk yang ramah lingkungan, tak terkecuali industri nikel.
 
Ceria Group, salah satu produsen utama bahan baterai kendaraan listrik dan PT PLN (Persero) menandatangani Perjanjian Pembelian Renewable Energy Certificate (REC).
 
REC merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh PLN dengan pengakuan internasional melalui APX, Inc. berbasis di Amerika Serikat, sebagai operator dari Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs), yang menyatakan bahwa listrik yang digunakan Ceria berasal dari sumber energi terbarukan.

CEO Ceria Group Derian Sakmiwata menjelaskan perjanjian REC antara Ceria dan PLN dilakukan untuk memastikan komitmen Ceria dalam memproduksi green nickel product dengan proses pyrometallurgy melalui teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang menghasilkan Ferronickel dengan kadar nikel sebesar 22 persen.
 
Nickel Matte Converter menghasilkan kadar nikel yang lebih tinggi diatas 73 persen dan proses hydro metallurgy melalui teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
 
Semua produk Ceria melalui proses pemurnian lanjutan, sebagai bahan baku Battery Precursor ke pasar Electric Vehicle (EV) Battery.
 
“Sertifikat REC juga memastikan produk nikel Ceria memiliki jejak karbon minimal (green footprint) yang mendukung aspek keberlanjutan, bagian dari kebijakan Environmental, Social and Governance (ESG) perusahaan. Penggunaan sertifikat REC oleh Ceria akan naik secara bertahap dari sekitar 80.000 Unit di tahun 2024 menjadi 2,2 juta unit di tahun 2030," jelas Derian dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Mei 2024.
 
Baca juga: Pengembangan Industri Nikel Berkelanjutan Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik

Selain REC, perusahaan yang berbasis di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara itu juga menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PLN dengan total kapasitas 414 MVA atau sekitar 352 MW.
 
Pasokan listrik akan mulai dialirkan secara bertahap mulai pertengahan tahun 2024. PLN akan menyediakan tambahan daya listrik dengan menggunakan Barge Mounted Power Plant (BMPP) atau Pembangkit Listrik Terapung berbahan bakar gas dengan kapasitas 2x60 MW dengan fasilitas jetty dan fasilitas pendukung di area Ceria dengan target akan dibangun oleh afiliasi PT PLN, Indonesia Power (IP).
 
Target pembangunan jetty, tangki LNG dan fasilitas regasifikasi LNG di area Ceria akan dilakukan oleh afiliasi PT PLN, Energi Primer Indonesia (EPI).
 
“BMPP berbahan bakar gas akan terhubung dengan Gardu Induk
Smelter PLN Kolaka untuk menjaga keandalan listrik smelter Ceria," ucap Derian.
 
Ceria juga berkomitmen untuk mendukung penuh PLN dalam penyediaan lahan pembangunan infrastruktur Inter Temporal Capacity di area Ceria dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 200 MW oleh PLN Batam, dan target kedepannya penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) 200 MW.
 
“Dengan dukungan PLN, Ceria siap berada di baris terdepan dalam transformasi industri nikel menuju masa depan yang berkelanjutan. Langkah ini menunjukkan komitmen Ceria sebagai pelopor dalam produksi green nickel, yang memberikan manfaat nyata bagi lingkungan, masyarakat, dan bangsa,” jelas Derian.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan