Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Foto: Dokumentasi Kementerian BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Foto: Dokumentasi Kementerian BUMN

Transisi Energi Indonesia Mundur 10 Tahun

Annisa ayu artanti • 03 Januari 2024 15:06
Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan upaya dan program transisi energi Indonesia mundur sepuluh tahun dibandingkan negara lain.
 
Hal itu diungkapkannya saat meresmikan penggunaan kendaraan listrik atau electrical vehicle untuk pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian BUMN.
 
Erick saat itu bilang, kegiatan transisi energi Indonesia baru dimulai di era Presiden Joko Widodo, disaat pembangunan industri mulai pesat.
 
"Makanya transisi energi kita mundur 10 tahun dibandingkan negara lain karena kita baru menjadi negara industri di era Pak Jokowi ini," kata Erick, Rabu, 3 Januari 2024.
 
Erick menjelaskan Indonesia saat ini sedang memacu transisi energi konvensional ke energi baru terbarukan (EBT). Beberapa program yang dilakukan adalah kampanye penggunaan kendaraan listrik bagi pejabat negara.
 
Baca juga: Ekosistem Kendaraan Listrik Upaya Menuju Transisi Energi

Program kelistrikan IKN

Lalu program kelistrikan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Pemerintah membangun solar panel berkapasitas 50 MW dan akan dikembangkan menjadi 80 MW. Artinya, IKN akan jadi kota pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan listrik hijau.
 
Kemudian, pemerintah juga telah meresmikan PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MWp. Bahkan, proyek yang dikerjasamakan dengan Masdar itu menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
 
"Sebenarnya 145 MW, tapi ada hitungannya itu 192 MW peak (MWp). Dengan kelebaran 20 persen, itu bisa menuju 800 MW. Itu lumayan, belum lagi hidronya," ucap Erick.
 
Secara garis besar, Erick menegaskan proyek energi baru dan terbarukan harus punya manfaat yang besar bagi negara, utamanya menjaga agar tarif listrik tidak memberatkan masyarakat.
 
"Hal seperti ini yang harus dijaga," ujar Erick. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan