Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Sederet Jurus Pemerintah Hasilkan Listrik Hijau

Annisa ayu artanti • 19 September 2023 11:57
Jakarta: Pemerintah mendorong transformasi sektor ketenagalistrikan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) di 2060.
 
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, dalam menjalankan transisi energi membutuhkan transformasi yang signifikan pada infrastruktur sektor ketenagalistrikan, terutama di negara-negara berkembang yang masih sangat bergantung pada energi fosil untuk pembangkit listrik.
 
"Oleh karenanya perlu dilakukan peningkatan penggunaan energi terbarukan serta mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap," ujar Arifin pada acara Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, dikutip Selasa, 19 September 2023.

Membangun pembangkit energi terbarukan 

Untuk mendukung transformasi infrastruktur ketenagalistrikan tersebut, Arifin menyebutkan, pemerintah akan membangun sekitar 700 Gigawatt (GW) pembangkit EBT.
 
Baca juga: Panas Bumi Sumber Energi Efisien

"Indonesia akan membangun sekitar 700 GW pembangkit listrik energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia yang diperkirakan mencapai 1.942 TWh pada 2060," ungkap Arifin.

Selain itu, untuk mencapai target transisi energi, pemerintah akan melaksanakan upaya-upaya progresif melalui beberapa rencana strategi di antaranya:
  1. Peningkatan secara masif untuk PLTS di 2030 dan dilanjut PLTB di 2037.
  2. Maksimalisasi pengembangan panas bumi hingga 22 GW.
  3. Komersialisasi nuklir 2039 dan peningkatan hingga 31 GW di 2060.
  4. Pengembangan pump storage di 2025 dan Battery Energy Storage System (BESS) di 2034.
Pengembangan transisi energi akan dilakukan secara bertahap melalui dekarbonisasi di sektor ketenagalistrikan antara lain dengan pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan sebesar 20,9 GW hingga 2030 dan penghentian dini PLTU.
 
Di samping itu, lanjut dia, ada pula konversi pembangkit listrik tenaga diesel ke gas di 47 lokasi dengan kapasitas total 3.217 MW, program pembakaran biomassa yang dilaksanakan di 113 PLTU eksisting dengan total kapasitas 19 GW, hingga penyediaan dana untuk pengeboran di 20 wilayah kerja panas bumi dengan potensi 683 MW guna mengurangi risiko tinggi di sektor panas bumi.
 
"Setelah 2030, diharapkan PLTU Batubara tidak akan dikembangkan lagi. Lalu, tambahan pembangkit setelah 2030 hanya dari energi terbarukan. PLTU Batubara terakhir akan berakhir pada 2058," jelas Arifin. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan