Jakarta: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan akan menjaga stabilitas harga ayam ras hidup (livebird) yang saat ini sedang mengalami penurunan di tingkat peternak.
Berdasarkan informasi peternak, penurunan harga tersebut mencapai Rp15 ribu sampai dengan Rp16 ribu per kg di tingkat peternak, di bawah harga pokok produksi (HPP) peternak.
"Kementerian Perdagangan tengah berkoordinasi dan bekerjasama dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional) untuk menciptakan ekosistem perunggasan broiler yang kondusif, khususnya bagi peternak skala mikro dan kecil," katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 September 2022.
Dalam jangka panjang, diharapkan ekosistem perunggasan yang terbentuk akan berdampak positif bagi seluruh pelaku usaha di setiap sektor dalam industri perunggasan serta masyarakat umum selaku konsumen.
Zulkifli mengungkapkan, sejumlah upaya telah dilakukan Kementerian Perdagangan untuk menjaga stabilitas harga yang wajar untuk livebird di tingkat peternak. Salah satunya dengan mendorong BUMN pangan untuk mendapatkan alokasi importasi indukan ayam ras (grand parent stock/GPS) yang proporsional sehingga menjadi instrumen stabilisasi harga bibit ayam ras (day old chick/DOC) yang menjadi salah satu komponen input produksi yang memberikan andil besar terhadap HPP Peternak.
"Diharapkan adanya alokasi yang proporsional tersebut peternak dapat lebih mudah memperoleh akses untuk DOC dengan harga terjangkau. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga meminta perusahaan perunggasan terintegrasi untuk mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas baik harga livebird maupun input produksi, seperti bibit ayam ras dan pakan,” ujarnya.
Ia juga meminta sinergi dan komitmen dari semua pemangku kepentingan terkait dapat menjaga stabilitas harga livebird di tingkat peternak dengan harga wajar.
"Stabilitas harga livebird yang terjaga akan berdampak tercapainya ekosistem industri ayam ras yang kondusif, baik bagi peternak, perusahaan terintegrasi, maupun bagi masyarakat selaku konsumen,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi peternak, penurunan harga tersebut mencapai Rp15 ribu sampai dengan Rp16 ribu per kg di tingkat peternak, di bawah harga pokok produksi (HPP) peternak.
"Kementerian Perdagangan tengah berkoordinasi dan bekerjasama dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional) untuk menciptakan ekosistem perunggasan broiler yang kondusif, khususnya bagi peternak skala mikro dan kecil," katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 September 2022.
Baca juga: Pemerintah Bakal Intervensi Harga Ayam |
Dalam jangka panjang, diharapkan ekosistem perunggasan yang terbentuk akan berdampak positif bagi seluruh pelaku usaha di setiap sektor dalam industri perunggasan serta masyarakat umum selaku konsumen.
Zulkifli mengungkapkan, sejumlah upaya telah dilakukan Kementerian Perdagangan untuk menjaga stabilitas harga yang wajar untuk livebird di tingkat peternak. Salah satunya dengan mendorong BUMN pangan untuk mendapatkan alokasi importasi indukan ayam ras (grand parent stock/GPS) yang proporsional sehingga menjadi instrumen stabilisasi harga bibit ayam ras (day old chick/DOC) yang menjadi salah satu komponen input produksi yang memberikan andil besar terhadap HPP Peternak.
"Diharapkan adanya alokasi yang proporsional tersebut peternak dapat lebih mudah memperoleh akses untuk DOC dengan harga terjangkau. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga meminta perusahaan perunggasan terintegrasi untuk mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas baik harga livebird maupun input produksi, seperti bibit ayam ras dan pakan,” ujarnya.
Ia juga meminta sinergi dan komitmen dari semua pemangku kepentingan terkait dapat menjaga stabilitas harga livebird di tingkat peternak dengan harga wajar.
"Stabilitas harga livebird yang terjaga akan berdampak tercapainya ekosistem industri ayam ras yang kondusif, baik bagi peternak, perusahaan terintegrasi, maupun bagi masyarakat selaku konsumen,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News