Jagung. Foto: MI/Bagus Suryo.
Jagung. Foto: MI/Bagus Suryo.

Badan Pangan Nasional Siapkan Penguatan Tata Kelola Jagung Nasional

Antara • 02 Agustus 2022 20:37
Jakarta: Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) siapkan rekomendasi penguatan tata kelola jagung nasional. Upaya yang dilakukan di antaranya penataan harga jagung tingkat produsen dan penguatan peran BUMN dalam offtake hasil panen.
 
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan harga jagung yang baik di tingkat produsen dapat memotivasi petani untuk terus meningkatkan produksi jagung.
 
baca juga: Harga Melambung, Bulog Ditugaskan Pasok 30 Ribu Ton Jagung ke Peternak

Untuk itu, pihaknya telah membangun koordinasi dengan seluruh stakeholder jagung nasional dari mulai kementerian dan lembaga terkait, gapoktan, pemerintah daerah, BUMN, pelaku usaha swasta dan koperasi guna membangun keseimbangan hulu-hilir melalui penetapan Harga Acuan Pembelian atau Penjualan (HAP) jagung, telur, dan ayam.
 
"Kita telah buatkan rancangan perbedaannya terkait penetapan HAP jagung, telur, dan ayam. Besaran nilai yang ditetapkan untuk tingkat peternak dan masyarakat berdasarkan harga pokok produksi yang informasinya kita peroleh dari hasil diskusi dan rembug bersama perwakilan stakeholder terkait," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 2 Agustus 2022.

Arief mengatakan upaya lain yang dilakukan untuk memperkuat tata kelola jagung nasional adalah penguatan peran BUMN dalam offtake hasil panen jagung dalam rangka stabilisasi harga dari hulu ke hilir.
 
"Offtake hasil panen oleh BUMN akan dilakukan Perum Bulog dan ID FOOD sebagai Holding BUMN Pangan," ujar Arief.
 
Selain itu, optimalisasi fungsi fasilitas logistik juga akan terus didorong, terutama fasilitas dryer dan silo yang dimiliki oleh BUMN, seperti Corn Drying Center (CDC) Bulog. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat cadangan jagung nasional.
 
Lebih lanjut, Arief menambahkan, di samping penguatan di sektor hulu, juga perlu dilakukan kolaborasi untuk memperkuat sektor hilir, melalui pemerataan pendistribusian dari sentra produksi ke wilayah-wilayah yang produktivitas jagungnya rendah.
 
"Penguatan konektivitas antar wilayah menjadi penting, maka perlu dilakukan revitalisasi pelabuhan di sentra produksi seperti NTB dan optimalisasi trayek tol laut," ujarnya.
 
Arief menegaskan upaya ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta jajarannya untuk meningkatkan produksi jagung nasional, mulai dari hulu hingga ke hilir melalui sejumlah upaya mulai dari pembukaan lahan baru, intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, hingga peningkatan pemasaran.
 
Menurut Arief, untuk mengamankan stok jagung kuncinya adalah memperkuat kolaborasi dengan seluruh stakeholder.
 
"Seperti pesan Presiden pada HUT ke-1 NFA, Badan Pangan Nasional harus terus melakukan kolaborasi bersama stakeholder lainnya di bidang pangan agar dapat mewujudkan tata kelola pangan yang kuat dan berkelanjutan," ungkapnya.
 
Sebelumnya, NFA telah memastikan stok jagung pakan nasional sampai penghujung 2022 aman. Sampai dengan September 2022, Indonesia memiliki stok jagung sebanyak 2,7 juta ton. Sementara, sampai Desember 2022, diperkirakan stok jagung surplus 2,8 juta ton.
 
Adapun berdasarkan data Panel Harga NFA yang dihimpun dari BPS dan Kementan, produksi jagung nasional dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan positif.
 
Pada 2019, produksi jagung nasional berada 22,6 juta ton. Pada 2020, angka produksi jagung mengalami kenaikan menjadi 22,9 juta ton. Hal yang sama juga terjadi pada 2021, yang terjadi peningkatan produksi jagung menjadi 23 juta ton.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan