Ilustrasi PLTS. Foto: Dokumen PLN
Ilustrasi PLTS. Foto: Dokumen PLN

RUPTL 2025–2034 Meluncur, PLN IP Genjot Transisi Energi

Annisa ayu artanti • 28 Mei 2025 14:35
Jakarta: Komitmen Indonesia untuk beralih ke energi bersih makin serius. Setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, PLN Indonesia Power (PLN IP) langsung tancap gas. 
 
Perusahaan ini siap menjadi ujung tombak dalam mempercepat transisi energi nasional.
 
Langkah ini sejalan dengan target besar Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dan program Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang dicanangkan oleh PT PLN (Persero).

Energi bersih dan kedaulatan energi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa transisi energi menjadi agenda penting dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Kita tahu bersama bahwa dalam Kabinet Pemerintahan Bapak Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Mas Gibran salah satu programnya itu adalah terkait dengan kedaulatan energi dan transisi energi dan RUPTL ini sebagai salah satu instrumen untuk pedoman dalam implementasi dari ketersediaan ketenagalistrikan kita... Ini oportunity yang sangat bagus sekali dan hasilnya adalah 76 persen itu menuju kepada energi baru terbarukan,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Mei 2025.
 
RUPTL terbaru menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW, dengan 76 persen (52,9 GW) berasal dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) serta Storage.
 
Baca juga: Pemerintah Bakal Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen Lagi, Apa Bedanya dengan Diskon Awal Tahun?

Target besar listrik tenaga surya hingga nuklir

Rincian EBT dalam RUPTL 2025–2034 cukup ambisius:
 
- Tenaga surya: 17,1 GW
- Tenaga air (hydro): 11,7 GW
- Angin: 7,2 GW
- Panas bumi: 5,2 GW
- Bioenergi: 0,9 GW
- Nuklir: 0,5 GW
- Storage: 10,3 GW
 
Sebagai subholding pembangkitan milik PLN, PLN Indonesia Power menyatakan siap mendukung penuh peta jalan ini. 
 
Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, menyebut perusahaannya punya peran sentral dalam menjalankan strategi jangka menengah dan panjang transisi energi.
 
“PLN Indonesia Power memiliki peran sentral dalam peta jalan transisi energi Indonesia. Kami siap menjadi pemain kunci dalam mengimplementasikan RUPTL 2025-2034 dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Kami percaya, keberlanjutan adalah masa depan bisnis kelistrikan,” tegas Edwin.
 
Menurut Edwin, Indonesia punya potensi tenaga surya yang sangat besar—bahkan mencapai 3.295 GW.
 
“Indonesia hanya memiliki dua musim, yang memungkinkan pemanfaatan sinar matahari sepanjang tahun untuk pembangkitan listrik berbasis PLTS. Oleh karena itu, kami mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir," ujarnya.
 
Di sisi hulu, PLN IP melalui perusahaan patungan PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) telah membangun pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia. Pabrik ini memproduksi sel dan modul surya berteknologi TOPCon dengan efisiensi hingga 23,2 persen.
 
“Pabrik ini kami kembangkan bersama perusahaan kelas dunia Teknologi N-type TOPCon yang kami gunakan telah memenuhi standar bankability AAA dari BNEF, menjadikan produk kami efisien dan andal,” kata Edwin.
 
Di sisi midstream dan downstream, anak usaha PLN Indonesia Power Services jadi ujung tombak pembangunan dan instalasi PLTS. Beberapa proyek strategis yang sudah jalan PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN Total kapasitas: 900 kWp
 
Sementara itu, PLN Indonesia Geothermal juga memperkuat portofolio EBT lewat proyek panas bumi dan PLTS berkapasitas total 21,5 MWp di berbagai lokasi seperti TMMIN, YIMM, dan AICC.
 
“Selama lima tahun terakhir, PLN Indonesia Geothermal juga telah menghasilkan energi hijau sebesar 5,6 GWh, setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO?e,” jelasnya.
 
Tak berhenti di situ, PLN Indonesia Power juga bakal kembangkan PLTA dan pembangkit EBT lainnya di berbagai daerah. Mereka membuka peluang kolaborasi dengan investor lewat program Hijaunesia dan Hydronesia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan