Gojek. Foto: MI.
Gojek. Foto: MI.

Finansial Pekerja Lepas Paling Terbengkalai

Arif Wicaksono • 13 Juli 2023 19:32
Sydney: Pekerja lepas atau yang bisa disebut gig workers paling terbengkalai secara finansial di antara semua kelompok pelanggan DBS. Khususnya akibat dampak inflasi dan tingkat suku bunga yang tinggi.
 
baca juga: DBS Taksir Pasar Saham AS Masih Menarik Investor

Didefinisikan oleh DBS sebagai pekerja kontrak wiraswasta yang menyediakan berbagai layanan untuk mencari nafkah, istilah gig workers juga mencakup pekerja platform yang memperoleh sebagian besar pendapatan mereka melalui platform online.
 
DBS mencatat tabungan pekerja lepas itu telah turun dari tahun ke tahun ke kisaran yang tidak sehat karena mereka memanfaatkan tabungan mereka untuk menutupi kebutuhan pengeluaran mereka.
 
Studi tersebut menunjukkan tabungan rata-rata grup ini untuk Mei 2023 turun menjadi 1,7 bulan pengeluaran, dari 1,9 bulan di bulan yang sama tahun lalu. Sebagai perbandingan, rata-rata nasabah DBS memiliki tabungan sebesar 3,5 bulan pengeluaran.

Bank merekomendasikan penghematan rata-rata 12 bulan pengeluaran untuk mereka yang memiliki aliran pendapatan tidak stabil, dan rentang tiga hingga enam bulan untuk konsumen lainnya.
 
Rasio pengeluaran terhadap pendapatan sebesar 112 persen untuk pekerja pertunjukan pada Mei 2023 juga jauh lebih tinggi daripada pelanggan rata-rata sebesar 57 persen.
 
DBS menyimpulkan pekerja manggung tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk menutupi pengeluaran mereka karena aliran pendapatan mereka relatif kurang stabil.
 
DBS merekomendasikan kelompok pendapatan ini harus menjalankan kehati-hatian keuangan mengingat anggaran mereka yang ketat, sementara juga menyeimbangkan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang.
 
"Beberapa segmen masyarakat berpotensi menemukan diri mereka dalam situasi pukulan ganda, di mana inflasi terus melemahkan daya beli mereka dan mengikis tabungan, sementara suku bunga yang tinggi berdampak buruk pada neraca mereka,” kata Ekonom Senior DBS Irvin Seah, dilansir dari Business Times, Kamis, 13 Juli 2023.
 
Rata-rata indeks harga konsumen utama Singapura dan inflasi inti dalam lima bulan pertama 2023 masing-masing mencapai 5,9 persen dan 5,1 persen, dibandingkan dengan rata-rata historis pra-pandemi 2010 hingga 2019 sebesar 1,7 persen dan 1,5 persen.
 
Berdasarkan perkiraan bank, pertumbuhan produk domestik bruto riil diperkirakan akan melambat menjadi 1,7 persen pada 2023, turun dari 3,6 persen tahun lalu. DBS mencatat inflasi tetap tinggi meskipun turun dari puncak selama setahun sebesar 7,3 persen pada kuartal III-2022.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan