Hal itu diakui oleh salah satu sekolah penerima manfaatnya adalah SMK Muhammadiyah Bandongan. Mereka telah menerima lebih dari seribu porsi makanan setiap hari.
Pelaksanaan program ini tidak hanya berfokus pada distribusi makanan bergizi, tetapi juga pada penerapan standar keamanan pangan yang ketat.
Seluruh petugas di dapur produksi SPPG diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) sebagai bagian dari prosedur kebersihan dan keamanan. Langkah tersebut menjadi bentuk komitmen SPPG untuk memastikan makanan yang diberikan kepada siswa dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas aman, bergizi, dan bebas kontaminasi.
Selain memperhatikan kualitas makanan, SPPG Yayasan Bina Bangsa juga menerapkan konsep zero waste. Bahan baku seperti wortel dan buncis sudah disiapkan dalam bentuk potongan, sehingga mempermudah proses memasak dan meningkatkan efisiensi waktu produksi.
Untuk memastikan ketepatan distribusi, sistem scanning dengan barcode digunakan dalam setiap penyajian makanan. Sistem ini membantu memantau jumlah produksi harian yang kini mencapai 3.542 porsi per hari.
Distribusi dilakukan dalam dua sesi, masing-masing pada pukul 07.30 dan 10.30. Variasi menu juga diganti setiap minggu agar para siswa tidak merasa bosan dan tetap mendapatkan asupan gizi yang seimbang.
"Kami tidak ada persiapan di dapur. Jadi kami mengusahakan zero sampah. Barang yang kami pesan di koperasi itu sudah dalam bentuk potongan, seperti wortel dan buncis. Jadi, saat sampai di dapur, langsung bisa dimasak tanpa sisa bahan yang terbuang," ujar Kepala SPPG Yayasan Bina Bangsa Magelang, Dimas Bagas, dalam tayangan program Newsline di Metro TV, Kamis, 13 November 2025.
Ia juga menuturkan proses pembersihan dan pendistribusian dilakukan secara sistematis dengan bantuan teknologi.
"Setelah dimasak, kami masuk ke bagian pembersihan. Di tahap ini, kami menghitung jumlah ompreng bukan secara manual, tetapi menggunakan sistem scan barcode," jelasnya.
"Setiap ompreng kami scan seperti di supermarket, satu tetap satu, dua tetap dua, dan seterusnya, sesuai jumlah yang ada. Dengan begitu, data distribusi bisa tercatat dengan rapi dan akurat," tutur Dimas.
Program MBG di SMK Muhammadiyah Bandongan telah berjalan selama satu bulan dan mendapat sambutan positif dari pihak sekolah maupun siswa. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Zuni Kopsatul mengatakan bahwa pihak sekolah turut memastikan kualitas makanan sebelum diserahkan kepada para siswa.
"Di SMK Muhammadiyah Bandongan, program ini sudah berjalan sekitar satu bulan. Jumlah MBG yang dikirim setiap hari sekitar 1.197 porsi dari total 1.500 siswa yang ada di sekolah kami," ujar Zuni.
Menurutnya, sekolah memiliki prosedur ketat dalam pengecekan kualitas makanan. "Saat MBG datang, kami hitung terlebih dahulu. Setelah jumlahnya sesuai ketentuan, kami cicipi sebelum didistribusikan ke anak-anak," jelasnya.
"Pencicipan ini penting karena sekolah wajib menjamin makanan yang diterima siswa tidak basi dan rasanya sesuai harapan. Setelah itu baru kami bagikan," papar Zuni.
Zuni juga menyampaikan harapan agar program MBG terus berlanjut. "Harapan kami, program MBG jangan dihentikan, Pak Presiden. Program ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami yang berada di wilayah pegunungan," ujarnya.
Manfaat program MBG juga dirasakan langsung oleh para siswa. Salah satunya Suci Ariska Putri, siswi SMK Muhammadiyah Bandongan, yang mengaku senang dengan adanya program ini.
"Saya sangat berterima kasih karena program ini sangat bermanfaat bagi kami," kata Suci.
"Selain menambah gizi, suasana sekolah juga jadi lebih hangat dan akrab. Menunya sudah bergizi dan layak dimakan," tutupnya.
Dengan dukungan berbagai pihak, Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Magelang diharapkan dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak pelajar, demi mewujudkan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id