Kakao Bali siap mendunia. Foto: dok Kementan.
Kakao Bali siap mendunia. Foto: dok Kementan.

Nggak Cuma Populer Wisatanya, Kakao Bali Juga Siap Mendunia

Ade Hapsari Lestarini • 21 September 2022 17:59
Jakarta: Perkebunan rakyat menghasilkan nilai ekonomi suatu produk disentra produksi, jika dijalankan dan dikelola dengan inovation of bussiness. Begitu juga dengan basis perkebunan rakyat untuk komoditas kakao di Bali yang perlu terus didukung keekonomiannya dan bergandengan dengan potensi wisata.
 
"Bali menjadi salah satu provinsi dengan branding terkuat di Indonesia, siapa yang tidak tahu Bali, mancanegara pun berbondong-bondong untuk menikmati wisata di sana. Nah ini yang perlu ditangkap untuk kakao Bali bisa berbuat banyak di pasar ekspor karena dari wisata sudah punya nilai, tinggal dikemas dan di-branding dengan baik," ungkap Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alam Syah, Rabu, 21 September 2022.
 
Dia mengatakan, Ditjen Perkebunan akan terus memperhatikan sentra-sentra produksi kakao di Bali untuk bisa meningkatkan ekspor mendukung program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).

"Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya mengapresiasi peran pemerintah salah satunya Kementan melalui Ditjen Perkebunan, sangat banyak, selalu men-support kita. Salah satunya melalui pelatihan, sarana prasarana penunjang untuk proses di onfarm, benih yang bersertifikat, sarana prasarana penunjang fermentasi dan alat/mesin yang bermanfaat untuk pengolahan cokelat," tutur Ketua Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya, I Ketut Wiadnyana, saat dihubungi Tim Ditjen Perkebunan beberapa waktu lalu.
 
Ia mengungkapkan, berkat ketekunan dan komitmen bersama antara kelompok tani dan koperasi, kini mendulang sukses berkat kakao. "Kini Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya dampingan dari Kalimajari Bali telah rutin melakukan ekspor setiap tahun ke Prancis, Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Swiss, Belgia sebanyak 0,5-15,5 ton per tahun," ujarnya.
 
Baca juga: Mentan Minta Permasalahan Pangan Jadi Perhatian Bersama

Ia menceritakan kisah suksesnya, Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya telah berdiri sejak 8 Mei 2006, dengan jumlah anggota sertifikasi sebanyak 609 orang. Produk turunan yang baru dihasilkan berupa Nibs kakao yang dijual ke lokal PT Bali, kakao kul-kul sebanyak satu ton per bulan dan Bali Varenyam sebanyak 100 kg per bulan.
 
"Ke depan tidak hanya Nibs saja, kami mengupayakan produksi dan ekspor produk olahan cokelat yang bernilai tambah lebih tinggi. Pekebun kakao yang tergabung dalam koperasi dapat memperoleh keuntungan yang cukup signifikan, salah satu dampak positifnya harga penjualan Nibs dapat lebih mahal dan stabil, koperasi pun continue mendampingi petani, memberikan saran advokasi serta melalui pendampingan dari koperasi dapat merubah mindset pekebun agar lebih memperhatikan proses hulu hingga ke hilir sehingga hasil produksi dan produktivitas berkualitas mutu baik dan berdaya saing," jelasnya.
 
I Ketut Wiadnyana mengatakan, motivasi tersebut agar posisi tawar itu ada di pihak pekebun dan koperasi. Sedangkan untuk promosi Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya telah melakukan berbagai promosi untuk memperkenalkan produk olahan kakao miliknya, salah satunya Kalimajari, melalui exhibition dan media sosial.
 
"Harapan kedepannya, kita dapat di-support mesin-mesin yang kapasitasnya lebih besar sehingga kita bisa menjual pasta, butter, powder, baik lokal maupun ekspor," harapnya.
 
Pada kesempatan yang berbeda, Plt. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Baginda Siagian mengapresiasi langkah yang dilakukan koperasi kakao itu, apalagi didukung kemitraan yang kuat.
 
"Ini salah satu bentuk korporasi petani yang wajib direplikasi di sentra kakao lainnya. Perlu juga memperkuat branding melalui promosi dan Ditjen Perkebunan akan hadir di aspek tersebut untuk membantu promosi," kata Baginda.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan