Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Begini Upaya Pertamina Memanfaatkan Potensi Panas Bumi

Husen Miftahudin • 21 Maret 2023 23:15
Jakarta: PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD250 juta pada 2023. Angka ini naik 316,67 persen dibandingkan dengan belanja modal pada 2022 sebesar USD60 juta.
 
"Penggunaan belanja modal pada 2023, diantaranya untuk pemeliharaan dan operasi wilayah kerja (WK) panas bumi yang sudah yang ada, pembangunan pembangkit listrik tambahan 55 megawatt (MW) di WK Lumut Balai, dan pembangunan infrastruktur pendukung tambahan," kata Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Maret 2023.


Investasi USD1,6 miliar dalam lima tahun


Nelwin menyebutkan WK Lumut Balai Unit 2, yang saat ini konstruksi pembangkitnya masih berjalan, diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada 2024. PGEO sendiri siap berinvestasi sebesar USD1,6 miliar dalam lima tahun ke depan guna mendukung peningkatan kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sebesar 600 MW, dari 672 MW pada 2022 menjadi 1.272 MW pada tahun 2027.
 
"Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya USD1,6 miliar," ungkapnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selanjutnya, pada 2024, perusahaan telah menyiapkan investasi baru senilai total USD350 juta. Jika ditotal, PGEO menyiapkan investasi senilai USD1,6 miliar sepanjang 2023-2027.
 
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2023, kapasitas terpasang panas bumi dunia pada 2022 mencapai 16.127 MW, dengan Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas terpasang terbesar 3.794 MW, disusul Indonesia (2.356 MW), dan Filipina (1.935 MW).
 
Baca juga: Investasi Pembangkit Panas Bumi Bisa Ciptakan Energi Bersih Lho!


Kapasitas terpasang dari sumber EBT capai 12.557 MW


Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mencatat realisasi kapasitas terpasang dari sumber energi baru terbarukan (EBT) hingga 2022 mencapai 12.557 MW, lebih dari target sebesar 12.529 MW.
 
Dari jumlah tersebut, 8.680 MW merupakan PLT EBT on grid atau tersambung dengan jaringan listrik PLN, dan selebihnya atau 3.877 MW adalah PLT EBT offgrid.
 
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan secara rinci, kapasitas terpasang EBT di 2022 terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLTS (271,6 MW), PLT Bioenergi (3.086,6 MW), PLT Panas Bumi (2.355,4 MW), dan PLT Air (6.688,9 MW).
 
Sementara itu, pada 2023, lanjut Dadan, kapasitas pembangkit mencapai 12.925 MW, terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLT Surya (432,6 MW), PLT Bioenergi (3.144,8 MW), PLT Panas Bumi (2.368,4 MW), dan PLT Air (6.852,2 MW).
 
Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.356 MW tersebut, PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (joint operation contract).
 
Adapun, kapasitas PLTP 672 MW (own operation) itu dibangkitkan dari 6 area, yaitu Kamojang 235 MW (Jawa Barat), Lahendong 120 MW (Sulawesi Utara), Ulubelu 220 MW (Lampung), Sibayak 12 MW (Sumatra Utara), Karaha 30 MW (Jawa Barat), dan Lumut Balai 55 MW (Sumatra Selatan).
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
(HUS)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif