Nilai tersebut naik dibandingkan gelaran tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD13,2 juta, atau setara Rp260 miliar. Transaksi tersebut berasal dari buyer dalam negeri dan luar negeri di antaranya dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Prancis, Uni Emirat Arab (UEA), Malaysia, Oman, Lebanon, Arab Saudi, Somalia, Bangladesh, dan Afrika Selatan.
Melihat tingginya animo pembeli, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan optimistis Indonesia akan menjadi pusat fesyen muslim dunia. Potensi ini harus didukung ekosistem, kemauan, dan kerja sama semua pihak.
Baca juga: Wamendag Jerry Optimistis Indonesia Mampu Berperan Strategis di Industri Modest Fashion Dunia |
Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam acara peragaan busana Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 pada Sabtu, 21 Oktober 2023, di Tangerang, Banten. Hadir mendampingi Mendag Zulkifli Hasan, Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto, serta Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi.
"Kata kuncinya kerja sama semua pihak. Kepala daerah, duta besar yang mendatangkan buyer, sponsor, serta yang sangat membanggakan yaitu desainer muda Indonesia. Pemerintah harus hadir dan mendukung karena kita punya potensi sangat besar. Indonesia bisa menjadi pusat fesyen muslim dunia asal mau,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi kemajuan yang dicapai gelaran JMFW 2024 yang digelar berdampingan dengan ajang Trade Expo Indonesia 2023. Tahun ini, JMFW diikuti lebih dari 214 desainer yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara ini. Pemerintah terus hadir dengan berbagai kebijakan yang mendukung. Misalnya, mulai menata barang dari luar negeri dengan mengembalikan aturan impor dari post border ke border serta dengan memberantas produk ilegal,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan melanjutkan, perbankan dan industri juga harus hadir dan saling mendukung. Artinya, ekosistem dibangun bersama-sama. “Kita selalu berusaha keras memfasilitasi para desainer muda ke tingkat dunia. Kemendag sebelumnya telah mengikutkan desainer Indonesia pada ajang New York Fashion Week, London Fashion Week, dan ajang (fesyen) di beberapa negara,” kata Mendag Zukifli Hasan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menambahkan, JMFW 2024 berhasil menarik perhatian konsumen internasional.
“JMFW 2024 telah berhasil membuktikan menjadi ikon kolaborasi pemangku kepentingan fesyen dari hulu ke hilir. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga pelaku bisnis, akademisi, perbankan, serta media,” ujar Didi saat menutup JMFW 2024.
Dalam penutupan tersebut, Didi juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Am by Anggiasari dengan Susan Erni Dietch mengenai transaksi modest fashion Indonesia di Amerika Serikat. Selain itu, Didi juga menyaksikan penandatanganan Pernyataan Bersama (Joint Statement) antara Amal Sultan dari L'adresse Paris Agency dengan tujuh jenama Indonesia yakni IKYK, Artkea, 3Mongkis, Long Story Short, Christin Wu, Aidan and Ice, serta BLP Beauty. Melalui pernyataan bersama ini, Amal Sultan akan membantu melakukan promosi modest fashion ke pasar Eropa.
Hadir pada penutupan tersebut yaitu Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Paris Prancis Mohamad Oemar, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso, serta Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Ita Rulina.
Dubes Oemar menambahkan, promosi produk kreatif Indonesia melalui L'adresse Showroom pada Paris Fashion Week tahun ini merupakan wujud nyata upaya bersama pemerintah untuk memajukan produk kreatif Indonesia dan semakin meningkatkan presensi produk Indonesia di pasar global.
“Saya ucapkan selamat kepada semua pihak yang terlibat dan semoga akan semakin banyak jenama Indonesia yang go international,” katanya.
Baca juga:
Kinerja Perdagangan Positif, RI-Arab Saudi Tingkatkan Kerja Sama |
Sementara dalam sambutannya, Ita menyampaikan, permintaan modest fashion di dunia terus meningkat, bukan hanya dari negara dengan penduduk mayoritas muslim, tetapi juga nonmuslim. Menurut Ita, ini dikarenakan model busana modest fashion Indonesia lebih universal serta mengedepankan nilai yang berkelanjutan dan bersifat inklusif, dua hal yang disukai negara global. Kekayaan budaya Indonesia yang luas dan indah dari Sabang-Merauke memberikan peluang besar untuk dimanfaatkan desainer Indonesia sehingga modest fashion yang dibawa memilki keunikan tersendiri.
"Diharapkan di masa depan nanti, Indonesia bisa menjadi pusat modest fashion dunia. Marilah bersama berkolaborasi menjadikan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia," tambah Ita.
JMFW merupakan ajang yang diinisiasi Kementerian Perdagangan dan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia. Selain fesyen muslim, JMFW menampilkan produk dari industri pendukung lainnya seperti tekstil, kosmetik, perhiasan, aksesori, dan produk gaya hidup. JMFW juga menghadirkan pameran dagang serta penjajakan bisnis (business matching).
Selain peragaan busana dari jenama terkenal, JMFW tahun ini memberikan wadah aktualisasi bagi desainer-desainer muda. Termasuk, akademisi melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang menampilkan karya dari 37 desainer muda dari 12 satuan pendidikan vokasi. JMFW juga menjadi saksi lahirnya generasi baru dalam dunia fesyen dengan dilaksanakannya wisuda 20 siswa Islamic Fashion Institute serta peragaan busana karya para siswa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News