Pendekatan naratif yang jujur, empatik, dan relevan diyakini mampu menjembatani logika bisnis dengan sisi emosional manusia sebuah kombinasi yang menjadi kunci dalam membangun hubungan jangka panjang antara perusahaan, investor, dan publik.
Hal inilah yang menjadi sorotan utama Andy F. Noya, jurnalis senior dan pembicara inspiratif, dalam sesi “The Power of Storytelling: How to Inspire and Influence People” di ajang Permata Bank Wealth Wisdom 2025.
Menurut Andy, di era ketika informasi melimpah dan kepercayaan menjadi mata uang baru, kemampuan sebuah brand atau individu untuk menyampaikan cerita autentik akan menentukan tingkat pengaruhnya di dunia usaha.
“Ceritalah dari hati, jujur tentang apa yang kita lihat dan alami. Jangan pernah berbohong. Kepercayaan lahir dari transparansi, dan dari situlah cerita mampu menggerakkan orang,” ujar Andy di hadapan peserta.
Storytelling: Dari Narasi ke Nilai Bisnis
Bagi pelaku bisnis dan investor, storytelling bukan hanya alat pemasaran, melainkan fondasi strategi reputasi.Cerita yang disampaikan dengan ketulusan dapat mengubah angka-angka kering dalam laporan bisnis menjadi narasi yang memanusiakan visi perusahaan mulai dari perjalanan pendiri, dampak sosial, hingga nilai yang dipegang teguh.
Andy menegaskan tiga prinsip utama dalam membangun narasi bisnis yang kuat:
1.Temukan keajaiban dalam hal-hal kecil
Di balik setiap strategi atau produk hebat, selalu ada kisah manusia. Cerita sederhana tentang bagaimana suatu ide lahir atau bagaimana keputusan diambil bisa menjadi jendela bagi audiens untuk memahami nilai dan karakter perusahaan. “Keajaiban itu sering muncul dari hal-hal yang kita anggap sepele,” ujarnya.2.Ceritalah dengan kejujuran dan empati
Dalam bisnis, kejujuran bukan hanya soal etika, tetapi diferensiasi. Investor dan konsumen modern lebih mudah terhubung dengan brand yang transparan dan berani mengakui tantangan. “Empati membuat cerita kita relevan dan bermakna,” tambah Andy.3.Jadikan tindakan sebagai cerita dan reputasi
Dalam jangka panjang, tindakan nyata akan menjadi narasi paling kuat. Reputasi bisnis tumbuh dari konsistensi nilai dan dampak positif yang dirasakan banyak orang. “Brand bukan dibangun lewat kata-kata, tapi lewat tindakan yang diceritakan ulang oleh orang lain,” kata Andy.Dari Kepercayaan ke Nilai Investasi
Dalam konteks investasi, storytelling berperan penting dalam building trust capital sebagai aset tak kasat mata yang menentukan minat investor dan loyalitas pelanggan.Narasi yang kuat dapat menjelaskan visi jangka panjang, strategi pertumbuhan, hingga komitmen terhadap keberlanjutan dengan cara yang lebih mudah dipahami publik.
Permata Bank melalui Wealth Wisdom 2025 ingin mendorong para profesional dan pelaku usaha untuk menjadikan storytelling sebagai bagian integral dari strategi bisnis dan investasi.
Bukan sekadar alat komunikasi, tetapi sarana membangun kepercayaan yang berujung pada nilai ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.
Acara Wealth Wisdom 2025 sendiri menghadirkan berbagai tokoh lintas bidang seperti Airlangga Hartarto, Basuki Tjahaja Purnama, Prof. Rhenald Kasali, Shinta Kamdani, dan Raymond Chin—membahas keseimbangan antara finansial, kesehatan, dan pendidikan sebagai pilar kesejahteraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id