Ilustrasi pengemasan kemasan makanan dan minuman. Foto: Kemenperin.
Ilustrasi pengemasan kemasan makanan dan minuman. Foto: Kemenperin.

Industri Kemasan Indonesia Kian Strategis di Tengah Pertumbuhan Pasar Global

Arif Wicaksono • 05 Oktober 2025 06:17
Jakarta:  Industri kemasan (packaging) Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat seiring meningkatnya kebutuhan dari sektor makanan dan minuman (mamin), farmasi, hingga kosmetik. 
 

Hal ini karena dorongan hilirisasi, urbanisasi, serta permintaan konsumen terhadap kemasan yang aman, higienis, dan ramah lingkungan menempatkan industri ini sebagai salah satu pilar penting dalam rantai manufaktur nasional. Pada kuartal II 2025, industri manufaktur Indonesia tumbuh 5,68 persen, dengan subsektor makanan dan minuman mencatat 6,15 persen.
 
Industri farmasi tumbuh 6,59 persen, sementara kosmetik diproyeksikan mencapai nilai USD9,7 miliar pada 2030 dengan CAGR 4,33 persen. Pertumbuhan tiga sektor tersebut otomatis memperbesar kebutuhan kemasan baik untuk fungsi proteksi produk, branding, maupun distribusi yang efisien.
 
Secara global, industri kemasan bernilai sekitar USD1,1 triliun pada 2024 dan diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR lebih dari 4 persen hingga 2030, dipicu oleh ekspansi e-commerce, peningkatan konsumsi produk kemasan siap saji, dan tuntutan keberlanjutan. Asia-Pasifik menjadi motor utama pertumbuhan, dengan kontribusi lebih dari 40 persen terhadap pasar dunia.

Dalam konteks ini, Indonesia menempati posisi strategis. Dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa dan tingkat konsumsi domestik yang terus meningkat, pasar kemasan nasional diperkirakan akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, Indonesia juga berpotensi menjadi hub produksi kemasan untuk mendukung ekspor produk makanan, farmasi, dan kosmetik ke pasar internasional.
 
Pertumbuhan tersebut tercermin dalam skala ALLPack Indonesia 2025, pameran terbesar industri kemasan dan teknologi pengolahan yang akan digelar pada 21 hingga 24 Oktober 2025 di JIExpo Kemayoran. Ajang ini menghadirkan sekitar 1.500 peserta pameran dari 30 negara dan menargetkan 75.000 pengunjung.
 
Pameran ini menyoroti solusi kemasan ramah lingkungan dan teknologi daur ulang. Kehadiran pameran ini menunjukkan arah transformasi industri kemasan Indonesia menuju circular economy sebagai sebuah model yang kini menjadi standar global.
 
“ALLPack Indonesia mencerminkan pertumbuhan industri kemasan yang semakin strategis. Dengan pertumbuhan positif industri makanan & minuman, kemasan, percetakan, serta kebutuhan teknologi audiovisual untuk sektor HORECA dan MICE kami memperkirakan rangkaian pameran internasional ini akan mencapai nilai transaksi hingga Rp 6 triliun dan menjadi akselerator penting bagi kolaborasi serta investasi lintas industri,” ujar CEO Krista Exhibitions Daud D. Salim dikutip Minggu, 5 Oktober 2025.
 
Dia menuturkan industri kemasan di Indonesia kini juga semakin selaras dengan tren global. Produsen kemasan mulai mengadopsi teknologi berbasis eco-friendly, seperti material biodegradable, plastik daur ulang, hingga desain kemasan yang mengurangi penggunaan bahan berlebih. 

Perkembangan teknologi digital 

Selain itu, perkembangan digital printing dalam industri percetakan yang dipamerkan di ALLPrint Indonesia 2025 juga memainkan peran penting dalam memperkuat fungsi kemasan, khususnya untuk branding dan strategi pemasaran produk di era e-commerce.
 
Pertumbuhan e-commerce dan personalisasi produk membuat teknologi cetak digital semakin relevan, terutama untuk branding dan diferensiasi pasar. Hal ini ditambah dengan inovasi kemasan berbasis teknologi (seperti QR code, sensor suhu, hingga indikator keamanan) mulai masuk ke pasar, meningkatkan nilai tambah sekaligus kepercayaan konsumen.
 
Dengan pertumbuhan domestik yang kuat, ditambah dukungan pameran internasional seperti ALLPrint, PRO AVL, ALLPack, dan SIAL InterFOOD 2025, industri kemasan Indonesia diproyeksikan akan terus berkembang dan semakin terintegrasi dengan rantai pasok global.
 
“Pertumbuhan industri kemasan akan menjadi fondasi daya saing manufaktur Indonesia. Permintaan akan kemasan higienis, ramah lingkungan, dan inovatif adalah peluang emas bagi pelaku lokal untuk masuk ke pasar global,” tutup Daud.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan