Ekonom senior Raden Pardede menerangkan kebijakan terkait sektor itu, dapat berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja.
"Kita lihat di situ ada dua terkait properti. Kenapa properti, karena memiliki multiplier yang besar. Properti itu kan padat tenaga kerja. Jadi diharapkan akan ada penyerapan tenaga kerja di situ," ujar Raden, Selasa, 2 Maret 2021.
Raden berujar kebijakan terkait sektor perumahan juga akan menyerap tenaga kerja. Menurutnya sektor properti adalah sektor yang paling besar multiplier efeknya.
"Properti ini akan menyerap pekerjaan lain, misalnya kalau kita bangun properti itu dia akan butuh pasir, batu, kerikil, kayu, itu kan mempekerjakan orang lagi," tuturnya.
Baca: Pemerintah Estimasi Total Insentif PPnBM Rp2,99 Triliun, Properti Rp5 Triliun
Beberapa upaya yang dibuat oleh pemerintah, kata dia, adalah mencoba melakukan beberapa langkah yang secara simultan. Dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat secara mikro, vaksinasi, hingga beberapa stimulus untuk membangkitkan perekonomian.
"Secara simultan beberapa tindakan tadi dilakukan dengan harapan tahun ini bisa bertumbuh lebih baik, bisa menciptakan lapangan kerja itu intinya. Diharapkan membangun kembali kepercayaan dan ekonomi yang bergerak," tutur Raden.
Setelah sektor otomotif dan properti Menko perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tengah mempersiapkan stimulus untuk sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka).
Raden mengatakan, stimulus terhadap Horeka dinilai juga akan berdampak signifikan. Sebab komponen-komponen otomotif ribuan.
"Horeka ini, juga harus diakui industri ini paling suffer (menderita). Sektor ini juga harus dipikirkan apa yang bisa dilakukan untuk menstimulasi sektor ini supaya tidak mati," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News