Logistik. Foto: MI.
Logistik. Foto: MI.

Asosiasi Optimistis Prospek Logistik Indonesia Tetap Kuat pada 2026

Arif Wicaksono • 15 Desember 2025 19:49
Jakarta: Federasi Asosiasi Logistik Global (FIATA) menilai sektor logistik dan rantai pasok Indonesia masih berada di jalur positif untuk memasuki 2026. Optimisme ini didorong oleh ketahanan industri logistik nasional sepanjang 2025, meski diwarnai tekanan geopolitik global dan ketidakpastian ekonomi internasional.
 

Senior Vice President FIATA yang juga Ketua Dewan Pembina Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi, menyebut sektor logistik tetap mampu menjaga momentum pertumbuhan di tengah gejolak eksternal. Menurutnya, kinerja tersebut menjadi fondasi penting bagi kontribusi logistik terhadap perekonomian nasional.
 
“Sepanjang 2025, dunia menghadapi eskalasi konflik geopolitik dan perang dagang yang cukup intens. Namun sektor logistik Indonesia tetap tumbuh dan ikut menopang pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5%,” ujar Yukki.
 
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencerminkan tren tersebut. Industri pergudangan serta sektor transportasi mencatat pertumbuhan masing-masing di atas 8% hingga 9% dalam tiga kuartal terakhir 2025. Secara keseluruhan, sektor logistik menyumbang lebih dari 6% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Memasuki 2026, FIATA menilai faktor domestik akan menjadi pendorong utama berlanjutnya ekspansi sektor logistik. Penguatan konsumsi rumah tangga, terjaganya daya beli masyarakat, serta target pertumbuhan ekonomi dalam APBN sebesar 5,4% dinilai akan memperbesar kebutuhan distribusi dan rantai pasok.
 
Yukki juga menyoroti peran program strategis pemerintah, mulai dari Koperasi Merah Putih hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dinilai memiliki efek berganda terhadap aktivitas ekonomi dan penyaluran kredit perbankan.
 
“Indikator konsumsi mulai menunjukkan perbaikan yang nyata. Aktivitas manufaktur berada di zona ekspansif dengan indeks 53,3 pada November 2025, sementara Indeks Keyakinan Konsumen meningkat signifikan pada paruh kedua tahun ini. Kondisi ini akan berdampak langsung pada peningkatan permintaan jasa logistik,” jelasnya.
 
Meski demikian, FIATA mengingatkan bahwa prospek positif tersebut tetap dibayangi risiko global. Ketegangan geopolitik yang berpotensi kembali meningkat serta percepatan adopsi kecerdasan buatan (AI) menjadi tantangan yang perlu diantisipasi pelaku usaha logistik nasional.
 
“Ketidakpastian global pasca perang dagang membentuk lanskap ekonomi baru. Di saat yang sama, pemanfaatan AI di industri logistik berkembang sangat cepat dan sudah menjadi standar efisiensi bagi pemain global. Jika pelaku usaha nasional tidak segera beradaptasi, daya saing bisa tergerus,” pungkas Yukki. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan