Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Kementerian Perindustrian, Sri Bimo Pratomo (Foto: Medcom.id/Sheva Asyraful)
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Kementerian Perindustrian, Sri Bimo Pratomo (Foto: Medcom.id/Sheva Asyraful)

AGII Gelar Seminar Teknik 2025, Bahas Kesiapan Industri Gas Hadapi Transisi Energi Rendah Karbon

Muhammad Syahrul Ramadhan • 28 November 2025 22:12
Jakarta: Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) menggelar AGII Technical Seminar 2025. Mengusung tema “Strengthening Indonesia’s Industrial Gases Ecosystem for a Low-Carbon Future”, seminar ini mempertemukan regulator, asosiasi regional, perusahaan gas industri, serta praktisi untuk membahas kesiapan sektor gas menghadapi transisi energi rendah karbon.
 
Acara diawali dengan sambutan Ketua Umum AGII Rachmat Harsono, Presiden AIGA Helder Teixeira, serta perwakilan Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM. Sepanjang agenda, seminar menghadirkan tiga sesi utama yang menyoroti arah kebijakan energi, keselamatan operasional, serta prospek bisnis industri gas nasional.

AGII Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Pengawasan Keselamatan


Ketua Umum AGII Rachmat Harsono menegaskan bahwa penguatan kompetensi tenaga kerja dan penegakan standar keselamatan menjadi prioritas asosiasi pada 2025. Ia menyoroti masih banyaknya tabung gas di Indonesia yang belum menjalani pengujian hydrostatic test secara berkala, padahal pengujian tersebut merupakan dasar pencegahan insiden.
 
“Keselamatan bukan sekadar prosedur, tetapi budaya yang harus kita bangun bersama. Tabung-tabung yang belum diuji berkala dapat menimbulkan risiko besar jika tidak diawasi,” ujar Rachmat dalam sambutannya saat membuka AGII Technical Seminar 2025 di Jakarta, Jumat, 28 November 2025.

Rachmat menjelaskan bahwa AGII tengah menyiapkan standar kompetensi nasional untuk sektor gas industri serta mendorong pembentukan lembaga sertifikasi profesi yang dapat memastikan teknisi dan operator memiliki keahlian yang diakui. Menurutnya, langkah tersebut sangat penting agar industri dapat berkembang dengan tetap menjaga keselamatan publik..
 
“Kami ingin memastikan tenaga kerja di industri gas memiliki kompetensi yang terstandarisasi. Tanpa itu, sulit bagi industri untuk berkembang sekaligus menjaga keamanan operasional,” tambahnya.

AIGA Dorong Transparansi Insiden dan Standar Keselamatan Regional


Presiden Asia Industrial Gases Association (AIGA), Helder Teixeira, menekankan pentingnya harmonisasi keselamatan di tingkat Asia dan perlunya transparansi data insiden untuk memperkuat budaya keselamatan regional.
 
“Industri gas di Asia perlu memiliki suara bersama. Transparansi insiden sangat penting karena dari data tersebut kita bisa memahami risiko dan memperbaiki standar keselamatan,” ujar Helder.
 
Ia juga menyoroti besarnya peluang hidrogen sebagai energi masa depan, namun mengingatkan bahwa teknologi tersebut menuntut pengawasan ketat di aspek keamanan.
 
“Hidrogen adalah peluang besar, tetapi juga membutuhkan perhatian yang jauh lebih serius terhadap aspek keselamatan. Kita harus menyiapkan standar yang tepat sebelum teknologi ini diterapkan secara luas,” katanya.
 
Baca juga: AGII Minta Pelaku Industri Gas Terapkan Safety Compliance dan Hydrotest Ketat
 

Industri Gas Punya Peran Strategis dalam Ketahanan Energi

Perwakilan Kementerian Perindustrian, Sri Bimo Pratomo, menegaskan bahwa industri gas merupakan bagian penting dalam menopang struktur manufaktur nasional.
 
“Industri gas memiliki peranan yang sangat penting sebagai penopang proses produksi di berbagai sektor maupun sebagai bagian dari rantai ketahanan energi nasional,” ujar Sri Bimo.
 
Ia memaparkan capaian sektor manufaktur, peningkatan investasi, serta peran hidrogen dan amonia sebagai komoditas prioritas untuk transformasi energi rendah karbon.
 
“Optimisme ini adalah modal penting untuk memasuki tahun 2026 dengan kesiapan yang baik. Hidrogen dan amonia kami tetapkan sebagai komoditas prioritas yang diharapkan menjadi penggerak baru dalam transisi menuju ekonomi karbon rendah,” tambahnya.
 
Materinya juga menyoroti penguatan TKDN, percepatan sertifikasi industri, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri untuk mendorong daya saing.

Kementerian Soroti Peran Industri Gas dalam Transisi Energi


Dalam sesi kebijakan, perwakilan Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM memaparkan arah regulasi dan dukungan pemerintah terhadap penguatan ekosistem gas industri. Presentasi menyoroti rencana pengembangan hidrogen hijau, pemanfaatan CO₂, serta inovasi teknologi yang mendorong dekarbonisasi industri.
 
Paparan tersebut juga menggarisbawahi perlunya penyesuaian regulasi agar perkembangan teknologi rendah karbon dapat berjalan seiring dengan penguatan standar keselamatan nasional.

Tantangan Operasional dan Realitas di Lapangan


Sesi Operational, Technical, and Safety Insights menghadirkan praktisi industri yang membahas tantangan nyata di lapangan. Para pembicara mengulas isu pemeliharaan peralatan bertekanan, kesalahan prosedur kerja, serta studi kasus insiden yang menunjukkan perlunya peningkatan kedisiplinan penerapan standar keselamatan.
 
Diskusi juga menekankan bahwa keselamatan tidak hanya menjadi tanggung jawab produsen gas, tetapi juga distributor dan mitra rantai pasok lainnya. Konsistensi penerapan standar di seluruh rantai distribusi dinilai krusial untuk mencegah kecelakaan.

Peluang di Energi Terbarukan dan Manufaktur


Sesi terakhir membahas prospek industri gas di Indonesia, dengan fokus pada permintaan dari sektor manufaktur dan energi terbarukan. Para pembicara mencatat bahwa peningkatan kebutuhan gas industri termasuk oxygen, hydrogen, dan CO₂ yang akan menjadi pendorong pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.
 
Penguatan infrastruktur, peningkatan kapasitas produksi, dan integrasi dengan kebutuhan industri berteknologi rendah karbon disebut sebagai peluang besar bagi perusahaan gas di Indonesia.
 
Melalui seminar ini, AGII menegaskan perlunya kolaborasi antara regulator, pelaku industri, asosiasi regional, dan tenaga profesional untuk memperkuat ekosistem gas nasional. 
 
Penegasan standar keselamatan, transparansi pelaporan, dan peningkatan kompetensi SDM dinilai sebagai fondasi penting menuju industri gas yang aman dan siap menghadapi transisi energi.
 
(Sheva Asyraful Fali)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan