Bahkan, Luhut mengatakan, pada 2045 proporsi sektor kelautan terhadap ekonomi nasional Indonesia harus lebih dua kali lipat dan terus meningkat.
"Indonesia dengan perjalanan seperti sekarang ini, saya pikir dalam 10 tahun ke depan kita akan bisa high income country. Menurut saya penting dan kalau ini berjalan terus, saya pikir dalam tiga dekade ke depan kita bisa menjadi masuk negara maju di dunia ini," katanya dalam dalam sambutannya pada acara Archipelagic and Island States (AIS) Forum Blue Innovation Solution dikutip Selasa, 27 Juni 2023.
| Baca juga: Pemerintah Pede Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,3% |
Namun Luhut menekankan, untuk mencapai high income country pastinya tidak bisa bergerak sendiri. Dia bilang semua harus kompak dan riset terus dikembangkan. Hal itu akan menjawab tantangan kedepannya.
"Itu semua yang bisa kita lakukan, kita kompak. Kita jangan saling menyalahkan dan jangan saling menjelekkan satu sama lain,” ungkapnya.
Luhut menyebut salah satu yang bisa mendongkrak Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi mengoptimalkan budi daya rumput laut, seperti yang sudah terlaksana enam tahun di Buleleng, Bali.
Luhut memaparkan pengembangan rumput laut penting karena itu karena bisa menjadi biofuel, pupuk, makanan, membersihkan laut, dan bisa juga menangkap carbon emission. Di Indonesia, ia menyebutkan terdapat lebih dari 200 spesies dan kita baru tiga spesies yang dikembangkan.
Menurutnya, butuh peran penting pelaku usaha di sektor kelautan dan kemaritiman sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di sektor biru, menciptakan peluang usaha baru, membuka lapangan kerja, dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kita perlu menciptakan ekosistem yang kondusif bagi inovasi dan investasi di sektor biru.
Luhut juga menjelaskan AIS Forum dirancang sebagai platform solidaritas global dalam mengatasi tantangan kelautan secara efektif dan melalui cara-cara yang cerdas serta inovatif.
Saat ini, AIS Forum sebagai cikal bakal Organisasi Internasional telah mampu menginisiasi kolaborasi unik di antara generasi muda di negara-negara AIS.
“Saya mendapat laporan AIS Forum telah melakukan lebih dari 200 sesi pertukaran pengetahuan, pelatihan, dan bantuan teknis, pemberian beasiswa, hibah penelitian bersama, dan kerja sama program inovatif dengan lebih dari 300 pemangku kepentingan. Selain itu, melalui startup blue hub, telah terbentuk platform ekosistem inovasi biru yang bertujuan mewujudkan ide inovasi untuk menjadi solusi bagi negara-negara pulau dan kepulauan,” tuturnya.
Forum ini juga telah berkontribusi fasilitasi pembentukan dokumen Blue Financing Strategic yang telah menjadi salah satu kerangka dasar Indonesia menerbitkan Blue Bond (sukuk biru) pertama di Indonesia, senilai total Rp11,35 triliun.
“Melalui inisiatif AIS Forum, Indonesia berkomitmen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id