Pedagang daging ayam menggunakan pelindung wajah saat berjualan di Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat, Minggu (3/5/2020). Foto: MI/Bary Fathahilah
Pedagang daging ayam menggunakan pelindung wajah saat berjualan di Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat, Minggu (3/5/2020). Foto: MI/Bary Fathahilah

Pinsar Ajak Anggotanya Konsisten Majukan Industri Perunggasan

Medcom • 25 Mei 2021 15:39
Jakarta: Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) meminta seluruh anggotanya untuk konsisten memajukan industri perunggasan. Tentunya, dengan tetap berpegangan pada usulan yang telah disepakati organisasi dan menghormati setiap hasil keputusan dewan pengurus. 
 
Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan seringkali ditemukan informasi hoaks dan gerakan-gerakan yang dilakukan anggota di luar keputusan dewan pengurus. Menurutnya, hal ini akan merusak reputasi asosiasi perunggasan yang telah berdiri lebih dari 30 tahun ini. 
 
Dia mencontohkan apa yang dilakukan Alvino Antonio. Sebagai bagian dari Pinsar, sikap dan pendapat Antonio dinilai berseberangan dengan asosiasi. 

"Pak Alvino melakukan kegiatan-kegiatan, yang meskipun dilakukan atas nama Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), tidak dapat dibenarkan. Karena pada akhirnya berdampak terhadap pencemaran nama baik organisasi. Karenanya, dewan pengurus memutuskan untuk menonaktifkan yang bersangkutan," kata Singgih, melalui keterangan tertulis, Selasa, 25 Mei 2021. 
 
Meski begitu, Singgih tetap menghormati keputusan Alvino untuk membuat asosiasi sendiri. Dia juga menghormati pernyataan Alvino yang kerap berbeda, walaupun dalam koridor yang sama yaitu berjuang demi industri perunggasan.
 
"Pak Alvino sudah membuat asosiasi sendiri. Kita menghormati haknya," ujar dia. 
 
Singgih mencontohkan sikap Alvino yang berseberangan dengan sikap asosiasi. Seperti, ingin turun ke jalan untuk menuntut kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan industri. 
 
"Intinya sama-sama berjuang untuk kepentingan perunggasan, kadang tidak sejalan dalam hal aksi demonya saja," kata dia.
 
Baca: Industri Perunggasan Berkontribusi Besar ke Ekonomi dan Kesehatan
 
Singgih menegaskan, sesuai dengan misi asosiasi untuk terus mengupayakan stabilitas dan pengembangan pasar komoditas hasil perunggasan, Pinsar kerap menyampaikan usulan kebijakan. Pinsar juga kerap menyampaikan aspirasi dalam bentuk lainnya kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan). 
 
Menurutnya, industri perunggasan sudah sejak lama mengalami pasang surut. Terutama dalam kaitannya dengan harga ayam hidup yang fluktuatif di tingkat peternak, baik peternak kecil maupun besar. 
 
Meskipun, kata Singgih, beberapa bulan terakhir pemerintah melalui Kementan mengambil langkah tegas yang membuat harga ayam hidup stabil. Peternak dapat merasakan keuntungan. Meski, tetap ada permasalahan yang masih perlu dibenahi. 
 
"Salah satunya mengenai harga pakan yang tinggi akibat jagung yang juga terus naik. Ini berimbas kepada harga DOC (day old chicken/bibit ayam)," jelasnya. 
 
Singgih melihat harga jagung untuk pabrik pakan dalam negeri melonjak semenjak adanya pembatasan impor jagung. Namun, ketersediaan jagung untuk pakan belum mencukupi karena jagung hanya panen dua kali setiap tahunnya. Sementara, pabrik pakan memerlukannya sepanjang tahun. 
 
Padahal, lanjut Singgih, jagung merupakan komposisi terbesar dalam pakan ternak. Selain itu, substitusi jagung yaitu gandum dan SBM, di luar negeri harganya melonjak sejak pandemi Covid-19. Ini membuat kenaikan pakan tidak terbendung dan mengakibatkan DOC mahal. 
 
"Pakan dan DOC merupakan barang komoditas yang harganya fluktuatif mengikuti permintaan dan ketersediaan pasar. Harga ini tentu memengaruhi peternak, baik kecil maupun besar," ucapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan