"Dalam pengendalian inflasi pangan ini data yang penting. Harus jelas data antara kebutuhan dan permintaan. Komponen apa saja yang berkontribusi signifikan yang perlu dijaga agar terkendali inflasinya," ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa, 20 September 2022.
baca juga: BI: Demi Kesejahteraan, Pengendalian Inflasi Pangan Jadi Faktor Penting |
Ia menjelaskan dari berbagai komoditas pangan, beras memiliki bobot 74 persen dalam perhitungan inflasi. Untuk itu ketersediaan dan keterjangkauan komoditas beras harus dijaga.
"Sejak menjabat Gubernur Kalbar, data produksi dan kebutuhan beras saya benahi. Saat ini Kalbar surplus. Data di lapangan memang harus betul. Sehingga mana yang surplus dan minus terjaga dan terpenuhi," kata dia.
Ia juga mendorong pentingnya koordinasi dengan para pihak sehingga bisa memprediksi dan mengantisipasi. OPD terkait menurutnya harus memperkuat dan meminta data ke statistik atau Bank Indonesia.
"Dengan koordinasi tentu banyak hal yang bisa dilakukan. Kita harus rajin koordinasi dan memahami serta mempunyai data yang valid," jelas dia.
Terkait menyikapi penyesuaian harga BBM dan kondisi inflasi, Pemerintah Provinsi Kalbar melakukan dua hal yakni bantuan sosial pangan dan pasar murah.
"Kedua hal tersebut diharapkan dapat memitigasi dan mencegah inflasi di tengah masyarakat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News