"Kalau semua negara bergabung, bernegosiasi dengan AS bareng, membuat semacam multilateral, itu bisa jadi daya tawar yang lebih tinggi," ujar Krisna dalam diskusi daring "Menyikapi Tarif Amerika: Apa Strategi Indonesia?" semalam yang dikutip pada Kamis, 15 Mei 2025.
Menghindari strategi bilateral yang melemahkan
Menurut Krisna, kebijakan tarif resiprokal yang ditempuh AS berpotensi menciptakan efek prisoners dilemma, yakni kondisi ketika negara-negara memilih strategi bilateral karena khawatir kehilangan keuntungan.Padahal, pendekatan bilateral justru bisa memperlemah posisi tawar individu negara.
Solusinya? Menggandeng lebih banyak negara. Krisna mendorong terbentuknya kerja sama multilateral di kawasan ASEAN+3, yaitu 10 negara ASEAN ditambah Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.
Baca juga: Tarif Trump Bikin Dunia Panas! Ini 11 Istilah Ekonomi yang Wajib Kamu Pahami |
Persatuan kawasan ini dipercaya akan memperkuat posisi tawar terhadap AS dalam perundingan perdagangan.
Indonesia dorong penguatan kerja sama regional dan global
Langkah konkret sudah dilakukan Indonesia. Dalam Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-58 di Milan, Italia, pada awal Mei 2025, Indonesia menyerukan pentingnya multilateralisme sebagai respon atas kondisi global yang makin tak menentu.Melansir Antara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mendorong agar ASEAN+3 dapat menjadi representasi peredam ketegangan dan konflik yang terjadi dalam level global.
Indonesia pun memperkuat kerja sama perdagangan dengan Jepang untuk wilayah ASEAN di tengah kebijakan tarif resiprokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id