“Guna mencapai sasaran-sasaran tersebut, beberapa waktu lalu, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta selaku unit kerja di bawa binaan BPPI, telah menyelenggarakan Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) II tahun 2020 dengan mengusung tema Peran Teknologi 4.0 dalam Pengembangan Industri Batik dan Kerajinan,” paparnya.
Doddy optimistis melalui pemanfaatan teknologi terkini, industri batik dan kerajinan akan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pemulihan ekonomi nasional karena dampak pandemi covid-19.
“Industri kerajinan dan batik harus mampu juga beradaptasi dengan kebiasaan baru saat ini atau berbagai perubahan karena dampak pandemi,” ujarnya.
Untuk itu, cara berpikir kreatif dan inovatif melalui pemanfaatan teknologi dan optimalisasi sumber daya yang ada, diyakini produktivitas dapat terus bergerak serta berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.
Apalagi, industri batik merupakan salah satu sektor yang cukup banyak membuka lapangan pekerjaan. Sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini tersebar di 101 sentra seluruh wilayah Indonesia.
“Industri batik mendapat prioritas pengembangan selain karena berbasis budaya lokal, juga dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam penciptaan nilai tambah, dampaknya transaksi perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industri lainnya, serta kecepatan penetrasi pasar,” sebut Doddy.
Produk batik cukup berperan dalam perolehan devisa negara melalui capaian nilai ekspor pada 2019 sebesar USD17,99 juta.
Sementara itu, pada Januari-Juli 2020, nilai pengapalan batik mengalami peningkatan dengan mencapai USD21,54 juta. Tujuan utama pasar ekspornya ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Sedangkan, untuk industri kerajinan, jumlahnya lebih dari 700 ribu unit usaha dengan menyerap tenaga sebanyak 1,32 juta orang. Pada 2019, nilai ekspor produk kerajinan nasional menembus hingga USD892 juta atau meningkat 2,6 persen dibandingkan perolehan 2018 sebesar USD870 juta.
Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogayakarta Titik Purwati Widowati menyampaikan pihaknya bertekad untuk mendorong terciptanya ide dan inovasi baru dalam pengembangan industri batik dan kerajinan di Tanah Air.
“Kami berharap, adanya pemanfaatan teknologi modern, nantinya dapat berkembang menjadi produk yang kompetitif di kancah global sekaligus mendukung proses industri dari hulu hingga hilir,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News