Ilustrasi. Foto: Dok Jasa Marga
Ilustrasi. Foto: Dok Jasa Marga

Pengusaha Minta Ada Kajian soal Larangan Truk Sumbu 3 di Hari Besar

Medcom • 09 Agustus 2024 19:21
Jakarta: Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) meminta pemerintah mengkaji kembali larangan truk sumbu 3 beroperasi di hari-hari besar keagamaan. GPEI menilai larangan itu merugikan pengusaha, terutama yang tak mengenal waktu libur.
 
"Kondisi ekonomi dunia lagi lesu, ekspor menurun. Yang ada, kita harus menggenjot dan meningkatkan ekspor nasional, bukan malah mengeluarkan kebijakan yang mempersulit," ujar Sekretaris Jenderal GPEI, Toto Dirgantoro, melalui keterangan tertulis, Jumat, 9 Agustus 2024.
 
Toto menilai industri ekspor hanya dari kawasan industri ke pelabuhan. Tak terlalu menghambat lalu lintas.

"Mestinya itu bisa diantisipasi, tidak harus dilarang,” ujar dia.
 
Dia mengutarakan industri ekspor itu tak mengenal hari libur. Kapal-kapal dari luar negeri tak mempertimbangkan hari libur di Indonesia. Apalagi pengusaha juga sudah memiliki kontrak dengan pembeli.
 
"Artinya, buyer itu yang menentukan kapalnya dan mereka tahunya barang terkirim sesuai schedule," kata Toto.
 
Baca: ODOL Masih Jadi Permasalahan Bersama Industri Angkutan Barang

Jadi, menurut dia, larangan tersebut justru menambah biaya. Eksportir terpaksa menggunakan jasa pengawalan di jalan agar barang-barang bisa terkirim tepat waktu. 
 

Lewat jalan arteri

Toto mengusulkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, melihat juga kepentingan ekonomi, selain masyarakat pemudik. "Pemerintah harus melihat juga kepentingan ekonomi nasional dan biaya usaha, apalagi dalam kondisi ekonomi yang sulit saat ini," kata dia.
 
Setidaknya, menurut Toto, truk-truk besar diizinkan untuk melalui jalan-jalan arteri. Ini jika dianggap lewat jalan tol mengganggu orang mudik.
 
"Jadi, banyak alternatif solusi yang bisa dipikirkan. Karenanya, kita berharap pemerintah memiliki sense of crisis maupun sense of business," kata dia.
 
Toto mengatakan ekspor sangat berguna untuk memperkuat cadangan devisa negara. “Kalau nggak ada devisa, kita juga mati. Karena, kita juga butuh dolar buat bayar utang-utang negara kita ke luar negeri."

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan