Bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, tiga kali Ketua Gugus Tugas datang langsung ke Surabaya untuk berkoordinasi. Presiden Joko Widodo sekali memimpin rapat koordinasi dari Gedung Grahadi Surabaya. Bahkan pendekatan kultural dilakukan Ketua Gugus Tugas.
Untuk mengajak masyarakat mau menggunakan masker, tidak berkerumun, dan paling penting lagi tidak mengambil paksa jenazah dan pasien positif covid-19, dilibatkan pendukung kesebelasan Persebaya, Bonek, menjadi agen perubahan.
Hasilnya, kondisi di Surabaya Raya bisa lebih terkendali. Sekarang kita harus mau menerapkan cara pendekatan seperti itu. Dengan keterbatasan jumlah dokter, perawat, dan rumah sakit, tidak mungkin kita menumpukkan beban kepada tim medis.
Mereka pasti akan kewalahan apabila jumlah pasien terus meningkat dan semua minta dirawat di rumah sakit. Kolaborasi pentahelix berbasis komunitas merupakan jawaban terbaik. Apabila kondisinya tidak terlalu berat, mereka yang terinfeksi covid-19 diminta melakukan isolasi mandiri di rumah.
Yang sekarang kondisinya sehat harus diupayakan tetap sehat dengan disiplin untuk tidak sering keluar rumah dan masuk ke kerumunan. Kalau harus keluar rumah wajib menggunakan masker dan menjaga jarak.
Sekembalinya dari luar rumah harus cuci tangan bahkan ganti baju dan mandi. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional harus mau belajar dari pengalaman lima bulan yang sudah kita lalui bersama.
Kekompakan, kebersamaan, dan sikap gotong royong harus dipertahankan dan menjadi sikap dalam penanganan covid-19 seterusnya. Kita harus sadar, pemulihan ekonomi nasional tidak pernah bisa dilakukan apabila penularan covid-19 tidak dikendalikan.