baca juga: Pembayaran THR Secara Penuh Tingkatkan Daya Beli |
Sinyal melemahnya daya beli pun ditunjukkan oleh data perdagangan, baik dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri kinerja penjualan ritel oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret 2023 tumbuh 4,8 persen (yoy), menunjukkan angkanya tak terlalu ekspansif menjelang hari raya. Padahal, pada saat itu konsumsi masyarakat biasanya melonjak karena adanya gairah untuk mengkonsumsi barang untuk kebutuhan hari raya.
Data ini seakan dikonfirmasi oleh kinerja emiten ritel seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang tak menunjukkan kenaikan pada kuartal I-2023.
RALS mencatat laba bersih stagnan dengan berada pada level Rp30 miliar pada kuartal I-2023. LPPF mencetak laba bersih sebesar Rp101 miliar atau turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp145 miliar. MAPI mencetak laba bersih sebesar Rp496 miliar atau turun dari kuartal I tahun sebelumnya sebesar Rp647 miliar.
Kondisi ini mensinyalkan ada tren penurunan konsumsi karena pada tahun lalu suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih sangat rendah. Dari emiten ritel hanya berhubungan dengan kebutuhan primer (pangan) yang masih naik seperti yang dialami oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan mencetak pertumbuhan laba bersih dari Rp688 miliar ke Rp791 miliar pada kuartal I-2023.
Kemudian dari laporan keuangan bisa menyimpulkan pemulihan daya beli masyarakat tak sebaik masa sebelum pandemi ketika era suku bunga sama dengan sekarang. Akibatnya perusahaan alami kenaikan beban biaya karena inflasi tinggi tak bisa disiasati dengan kenaikan harga produk, sehingga laba bersihnya menyusut.
Impor dan ekspor melemah
Lalu, selain data dari domestik data luar negeri tampak dari impor yang melemah 6,26 persen dalam setahun pada periode Maret 2023. Melemahnya impor di tengah stabilnya mata uang rupiah terhadap mata uang asing menandakan ada substitusi impor atau melemahnya daya beli.Tanda terjadinya substitusi impor bukan dilihat dari hilirisasi yang getol terjadi di sektor mineral, melainkan dari peralihan alat-alat produksi yang tadinya diimpor menjadi diproduksi sendiri.
Hal ini belum bisa menjadi patokan karena kontribusi manufaktur to Produk Domestik Bruto (PDB) indonesia masih sangat rendah dengan rasio sebesar 18,3 persen. Ekspor Indonesia pun mulai tergerus dengan turun sebesar 11,3 persen dalam setahun akibat mulai melandasinya harga komoditas.
Sektor manufaktur
Melemahnya impor di tengah mata uang rupiah yang relatif stabil menandakan ada penurunan permintaan barang kebutuhan impor yang kerap digunakan untuk industri. Indeks manufaktur dengan mencapai 52,7 pada April 2023 sudah mencapai level ekspansif, diatas 50, kerap diganggu dengan beragam tekanan demand dari Eropa.Lemahnya permintaan dari eropa membuat sejumlah perusahaan industri manufaktur tekstil alami penutupan pabrik seperti yang dialami perusahaan tekstil pembuat brand Puma hingga Nike yang melakukan PHK kepada 1.163 pekerja. Pemerintah pun sudah berusaha membangkitkan permintaan tekstil dengan memberangus barang thrifting, namun ini saja tak cukup karena kebutuhan barang dari barang Impor Tiongkok yang relatif murah banyak beredar di pasaran.
Inflasi melandai
BPS (Badan Pusat Statistik) mengumumkan inflasi pada April 2023 menjadi 0,33 persen. Ini lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi pada Ramadan dan Lebaran 2022 sebesar 0,40 persen. Rendahnya inflasi bisa terjadi ketika permintaan lemah di era suku bunga tinggi.Namun survei Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pada kuartal II akan terjadi aliran kredit lebih kencang lagi. Survei itu menunjukan pelaku usaha akan mulai melakukan ekspansi pada kuartal II-2023, sehingga mulai melakukan kredit.
Survei ini memberikan gambaran bahwa pelaku usaha masih melihat kondisi perekonomian global sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Di tengah situasi ekonomi global yang masih dinamis hasil survei bisa saja berubah dengan melihat gelagat dari The Fed serta geopolitik global.
Tugas berat pemerintah pun menanti agar mencapai target pertumbuhan ekonomi di atas 2022 dengan fokus mengutamakan tumbuhnya lapangan kerja baru dengan masuknya investasi. Tugas yang diemban UU Cipta Kerja yang menurut Presiden Partai Buruh, Said Iqbal malah bisa melemahkan kesejahteraan buruh.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News