Ilustrasi pemudik. Foto: dok MI/Ramdani.
Ilustrasi pemudik. Foto: dok MI/Ramdani.

Idulfitri Lancar, Ekonomi Moncer

Ade Hapsari Lestarini • 18 April 2023 16:30
SETELAH tiga tahun mudik menerapkan pembatasan, tahun ini pemerintah mengakhiri Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak lagi mewajibkan memakai masker diruang terbuka. Antusias dan animo masyarakat melakukan mudik pada Idulfitri 1444 H tahun ini juga sangat tinggi.
 
Mudik normal tahun ini membuat jumlah pemudik melonjak tinggi seiring dengan ekonomi masyarakat yang semakin membaik memasuki prapandemi covid-19, sehingga biaya perjalanan sudah sangat mumpuni. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan jumlah pemudik tahun ini naik sebesar 14,2 persen mencapai 123,8 juta orang dibanding tahun lalu sebesar 85,5 juta orang.
 
Di samping mudik, ada juga warga yang melakukan perjalanan wisata keluarga ke berbagai destinasi wisata di Indonesia mengingat masa libur bersama yang demikian panjang, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menikmati kebersamaan keluarga.

Perputaran uang capai Rp92 triliun

Dengan jumlah pemudik yang demikian besar, maka dipastikan ekonomi daerah yang menjadi tujuan mudik akan bergairah dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Asumsi perputaran uang selama libur Idulfitri 1444 H mencapai Rp92,3 triliun tersebar diseluruh pelosok Tanah Air. Jumlah tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga.

Jika setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp3 juta, maka perputaran uangnya sebesar tersebut di atas, Ini dihitung rata-rata paling minimal, bahkan masih berpeluang di atas itu. Perputaran uang tersebut akan akan menyebar disektor usaha transportasi darat (bus, rental, kereta api, mobil pribadi, motor), laut (kapal laut), dan udara (pesawat), kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata,UKM makanan khas daerah dan penjual souvenir, warung, dan toko didaerah dan berbagai produk unggulan daerah.
 
Mudik Idulfitri tahun ini terdiri atas mudik antar Kabupaten/kota, antarprovinsi, antarpulau, dan antarwilayah. Antarwilayah maksudnya dari kawasan barat ke tengah dan timur atau sebaliknya. Perputaran uang tersebut didominasi Pulau Jawa yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek sebesar 62,5 persen dengan jumlah pemudik sebanyak 77,3 juta orang atau setara 19.325.000 keluarga. Sisanya akan menyebar ke Sumatra, Kalimantan, Bali/NTB, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.
 
Baca juga: Menparekraf Sandiaga: Wisata Pantai Bakal jadi Destinasi Favorit Libur Lebaran 2023

Dengan potensi perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif dan bergairah dan akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, sehingga target pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 sebesar lima persen diharapkan dapat tercapai. Pemerintah Daerah juga akan mendapatkan kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak hotel, restoran, kafe, retribusi masuk destinasi wisata, dan lain-lain selama musim libur Idulfitri ini.
 
Pemerintah Daerah diharapkan dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang jor-joran yang membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya. Seperti tarif masuk ke lokasi wisata, tarif hotel/penginapan, harga makanan/minuman, dan harga makanan khas daerah atau oleh-oleh, diharapkan tidak mengalami kenaikan yang memberatkan konsumen. Pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan, sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan.

Perputaran uang dari kiriman TKI

Di samping perputaran tersebut, beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman TKI dari luar negeri atau remitansi yang juga mengalami kenaikan menjelang Idulfitri 1444 H. Kiriman TKI tersebut kepada keluarganya di Tanah Air guna persiapan perayaan Idulfitri, yang jumlahnya diperkirakan mengalami kenaikan.
 
Sepuluh provinsi pengirim TKI paling banyak dan akan mendapatkan kiriman remitansi dari para TKI antara lain:
  1. Jawa Timur.
  2. Jawa Tengah.
  3. Jawa Barat.
  4. Nusa Tenggara Barat (NTB).
  5. Lampung.
  6. Bali.
  7. Sumatra Utara (Sumut).
  8. Banten.
  9. Yogyakarta.
  10. DKI Jakarta.
Sampai dengan 2021, jumlah TKI yang bekerja di luar negeri mencapai 3,2 juta orang, jika para TKI tersebut mengirimkan uang Lebaran kepada keluarganya rata-rata Rp5 juta, maka jumlah remintasi diperkirakan mencapai Rp16 triliun. Sebagai gambaran, dana remitansi TKI sepanjang 2021 mencapai Rp130 triliun.
 
Di sisi lain, Bank Indonesia telah mempersiapkan uang tunai sebanyak Rp195 triliun untuk ditukarkan dengan berbagai pecahan untuk memperlancar masyarakat untuk melakukan transaksi selama liburan Idulfitri.
 
Di tengah tekanan kondisi ekonomi global yang tidak pasti, momentum Idulfitri tahun ini sangat strategis mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan geliat ekonomi di seluruh Tanah Air dimasa transisi menuju endemi covid 19.
 
Kita sangat bersyukur setiap tahun Indonesia memiliki budaya mudik merayakan Idulfitri bersama keluarga dikampung halaman dan menjadikan sebagai perputaran uang terbesar di Indonesia yang diperkirakan mencapai 25 persen dalam setahun. Momentum Idulfitri ini sangat strategis menggerakkan perputaran roda ekonomi nasional dan menopang pertumbuhan ekonomi dan konsumsi rumah tangga. Semoga mudik tahun ini berjalan lancar, aman, meriah, dan penuh kenangan serta semarak merayakan hari kemenangan Idulfitri 1444 H tahun 2023. Idulfitri lancar, ekonomi moncer.
 
Sarman Simanjorang
Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI)
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan