Kedua situasi yang kontras ini tergambar saat Derby Manchester ke-175, Minggu 10 Desember malam waktu setempat. Laga tersebut pun berakhir untuk kemenangan Manchester City dengan skor 2-1.
Kemenangan City ini membuat rekor tak terkalahkan United di Old Trafford terhenti di angka 40. Sebaliknya, Citizens terus berjalan mengukir rekor 14 kemenangan beruntun di Liga Primer Inggris.
Pada laga yang dihadiri sekitar 74 ribu penonton yang memadati Old Trafford, City seperti bermain di kandang sendiri. Mereka menikmati permainan hingga 75 persen penguasaan bola.Klik di sini: Atletico Madrid Cetak Rekor Pribadi di La Liga
Hal ini tak lepas dengan apa yang diinstruksikan Mourinho. Di mana selama ini pelatih asal Portugal itu begitu nyaman dengan strategi parkir bus.
Menariknya, Mourinho kerap menggunakan pendekatan itu kepada enam rival teratas mereka. Ini seperti tentang menghormati lawan dan ingin memanfaatkan kesalahan mereka.
Scenes!! Park the ????Park the ???? Man United! #MCFC #ManchesterDerby ?????? pic.twitter.com/sxZ0xT4pO2
— MickyP (@leythblue) December 10, 2017
Seperti saat bertamu ke markas Arsenal. Strategi ini begitu efektif. Mereka sukses membuat para pemain Meriam London stres lantaran harus berpikir untuk menembus tembok kokoh pertahanan United.
Tapi Arsenal tak sama dengan City. Josep Guardiola punya ramuan efektif untuk menerobos barisan pertahanan United yang kokoh itu.
Kuncinya, mereka mampu memanfaatkan set piece yang menghadirkan dua gol. Pada momen itu, para pemain United berkumpul melapisi David De Gea. Tapi justru hal itu memicu kemelut.
Romelo Lukaku yang hanya ingin menjalankan tugasnya, ikut-ikutan menjadi bek dadakan. Sayang, ia malah membuat blunder dan memberi andil atas terciptanya dua gol City yang dicetak David Silva dan Nicolas Otamendi.Klik di sini: Musim Depan Persipura Berencana Andalkan Putra Daerah
Ada masalah yang terulang dengan pendekatan ini, karena berfokus pada memanfaatkan kesalahan lawan sambil memberikan kinerja defensif tanpa celah.
Sebelum di musim ini, Chelsea-lah yang memberikan performa sempurna dan memanfaatkan kesalahan yang dibuat United. Setan Merah takluk 0-1 lewat gol semata wayang Alvaro Morata.
WWWWWWWWWWWWWW
— Premier League (@premierleague) December 10, 2017
Amazing@ManCity pic.twitter.com/61Ie1sTg52
Melawan Liverpool di Anfield, mereka juga berhasil memberikan performa bertahan total dengan sempurna. Sayangnya tak diikuti dengan menekan skuat asuhan Juergen Klopp untuk membuat kesalahan.
Meski menghadapi Arsenal dan Tottenham Hotspur timnya berhasil memaksakan kesalahan lawan, tidak mungkin untuk Mourinho mempertahankan taktik ini. Apalagi musim ini masih panjang.
Bukan Sekadar Absennya Paul Pogba
Mungkin publik bisa mengerti, bahwa tidak adanya Paul Pogba menjadi salah satu faktor kekalahan ini. Namun jika menilik statistik selama 90 menit pertandingan tersebut, tak ada niat positif dari Mourinho untuk menjalankan formasi lebih baik lagi ketimbang menjalankan strategi negatif ini.
Kini, Mourinho perlu merenungkan apakah dia benar-benar ingin melanjutkan gaya negatif ini, mengingat bagaimana penampilan Manchester City yang berjalan sendirian di jalur juara.
???? Mourinho's updated record against Pep Guardiola...
— The Sportsman (@TheSportsman) December 10, 2017
- Games: 20
- Lost: 10
- Draws: 6
- Wins: 4
N E M E S I S#ManchesterDerby pic.twitter.com/V695bGCfvy
Sebab strategi negatif ini tidak membantunya memenangkan hati penggemar, karena menginginkan lebih banyak ambisi dari klub kesayangan mereka.
Jika enggan meninggalkannya, tampaknya ini hanya tinggal masalah waktu sebelum strategi negatif ini mengakhiri masa jabatan Mourinho di United. Seperti yang ia terjadi saat itu menukangi Chelsea dan Real Madrid.
Pernak-Pernik Asian Games Hiasi Kota Palembang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)