Jelas tidak ada yang menyangka Bhayangkara bisa menjuarai Liga 1 musim lalu. Kebanyakan lebih memfavoritkan Madura United, Bali United atau Persipur Jayapura yang memang punya sejarah panjang di percaturan sepak bola Indonesia.
Kejayaan Bhayangkara tidak lepas dari peran striker andalan mereka, Ilija Spasojevic. Dari 16 pertandingan yang dilakoni, pemain yang saat ini sudah berstatus warga negara Indoensia (WNI) ini berhasil mengemas 12 gol.
Memasuki musim 2018, Bhayangkara mendapat banyak ujian berat untuk mempertahankan gelar juara. Salah satunya tim asuhan Simon McMenemy harus kehilangan beberapa pemain andalan mereka yang memilih hengkang.
Di antaranya adalah, Firman Utina yang memutuskan pensiun. BFC juga harus ditinggal Otavio Dutra, Alfin Tuasalamony, Guy Junior. Dua pemain andalan mereka, Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn juga memilih hengkang.
Tetapi para pemain pengganti sudah didatangkan guna mengisi posisi yang ditinggalkan. Vladimir Vujovic dan Nikola Komazec sudah dipersiapkan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Dutra dan Spaso. Bhayangkara juga mendatangkan striker veteran yang sudah malang melintang di kompetisi nasional, Herman Dzumafo Epandi.
Kedatangan para pemain pengganti dengan kualitas yang juga baik, serta status sebagai juara bertahan memungkinkan Bhayangkara untuk mempertahankan gelar juara.
Profil Tim
Cikal bakal klub ini berawal dari dualisme Persebaya Surabaya yang beralih ke Liga Primer Indonesia dan mengubah namanya menjadi Persebaya 1927 di bawah PT.Persebaya Indonesia. Pada saat itu, tim yang dulu bernama Persikubar Kutai Barat diboyong ke Surabaya dan diubah namanya menjadi Persebaya Surabaya oleh Wisnu Wardhana di bawah PTMitra Muda Inti Berlian (MMIB).
Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) agar Surabaya memiliki wakil di liga resmi PSSI. Pada tahun 2015 mereka tidak boleh mengikuti turnamen arahan Mahaka Sports & Entertainment yang bertajuk Piala Presiden 2015.
Karena ingin mengikutinya, mereka menambahkan kata United di tim ini. Sejak lolos ke babak 8 besar, BOPI mengisyaratkan untuk menanggalkan nama Persebaya, karena hak paten logo dan nama ada di tangan Persebaya 1927 bawahan PT. Persebaya Indonesia. Oleh karena itu, mereka mengubah nama menjadi Bonek FC.
Di turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015, mereka mengubah nama klubnya menjadi Surabaya United dikarenakan Bonek 1927 mengecam nama Bonek sebagai klub sepak bola yang aslinya merupakan nama suporter.
Pada tanggal 12 April 2016, Surabaya United melakukan merger dengan tim yang mengikuti Piala Bhayangkara 2016, PS Polri. Nama tim pun kemudian berubah menjadi Bhayangkara FC dan terus digunakan hingga musim ini.
Pemain kunci:Nikola Komazec
Meski baru pertama kali merasakan atmosfer sepak bola Indonesia, sosok Nikola Komazec pantas diwaspadai lawan-lawan Bhayangkara di musim ini.
Bomber anyar berusia 30 tahun ini memiliki rekam jejak yang tidak bisa diremehkan. Komazec tercatat pernah memperkuat NK Maribor, salah satu klub raksasa Slovenia yang kerap tampil di Liga Champions Eropa.
Jika mampu cepat beradaptasi dengan cuaca dan atmosfer sepak bola Indonesia, Komazec yang juga sempat bermain di Liga Thailand dan Hong Kong bisa jadi jaminan mutu BFC di sektor depan.
Kualitas Komazec akan langsung diuji saat Bhayangkara menjamu juara Piala Presiden 2018, Persija Jakarta pada laga pembuka Liga 1 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat 23 Maret 2018.
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
Video:Bima Sakti Panggil Egy Maulana untuk Hadapi Jepang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)
