Jakarta: Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tidak keberatan dengan jenis sanksi FIFA yang diberikan kepada PSSI. Menurut mereka yang terpenting, pihaknya sudah melakukan langkah maksimal untuk mencari keadilan.
FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI karena adanya ricuh antar suporter saat Indonesia menjamu Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),Kamis 5 September lalu. Saat itu, kedua tim bentrok untuk memainkanlaga perdana Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2020 Zona Asia.
MenurutGoal, fans Malaysia dihujani petasan saat memasuk area SUGBK. Spanduk-spanduk suporter tuan rumah yang bernada sentimen bermunculan di tribun sebelum kick off dan terjadi penyerangan langsung saat laga bergulir.
Atas pelanggaran tersebut, FIFA lantas memberi sanksi berupa denda sebesar 45.000 Franc Swiss atau sekitar Rp643 juta. Sanksi tersebut terbilang ringan karena tidak ada larangan tampil tanpa suporter dalam laga timnas Indonesia selanjutnya.
Menanggapi itu, Datuk Hamidin Amin selaku presiden FAM menjelaskan bahwa pihaknya tetap menghormati keputusan FIFA. Dia tidak mempermasalahkan ringannya sanksi karena sikap protes bisa membuat suporter Indonesia tidak senang dan membahayakan suporter serta pemain Malaysia di masa mendatang.
"Dalam tata kelola sepak bola, penting bagi kami untuk menghormati federasi lain dan menghindari sikap sentimen. Ini sudah langkah terakhir dan terserah kepada FIFA saja," kata presiden FAM, Datuk Hamidin Amin.
"Yang bisa kami lakukan hanya mengikuti arahan dan mengirimkan laporan yang terjadi saat itu secepatnya," tambahnya.
Indonesia masih berkesempatan menjadi tuan rumah di laga lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Kesempatan itu didapat saat menjamu Vietnam di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa 15 Oktober mendatang. (Goal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KAH)
