\ Cerita Schweinsteiger Bantu Wasit Depresi yang Coba Bunuh Diri
Babak Rafati, seorang wasit yang coba melakukan aksi bunuh diri karena depresi (Foto: The Sun)
Babak Rafati, seorang wasit yang coba melakukan aksi bunuh diri karena depresi (Foto: The Sun)

Cerita Schweinsteiger Bantu Wasit Depresi yang Coba Bunuh Diri

Bola soccertainment
Achmad Firdaus • 01 Maret 2017 01:25
medcom.id, Manchester: Profesi wasit bisa jadi merupakan salah satu pekerjaan yang sangat berat. Sebab, mereka harus "membayar" setiap kesalahan yang ia buat saat memimpin suatu pertandingan.
 
Di sepak bola misalnya. Seorang wasit selalu jadi kambing hitam jika salah mengambil keputusan. Pelecehan verbal dari penonton, juga pemain yang merasa dirugikan atas keputusannya pun tak jarang harus dihadapinya.
 
Bahkan, ada kejadian di mana seorang wasit mendapatkan ancaman pembunuhan usai memimpin suatu pertandingan. Jika sudah begini, psikologis sang wasit pun pastinya terganggu. Mereka yang tidak kuat dengan intimidasi yang diterimanya bahkan sampai stres dan akhirnya trauma memimpin pertandingan.
  Pada 2011, kejadian lebih tragis lagi terjadi di kompetisi sepak bola Jerman. Seorang wasit Bundesliga bernama Babak Rafati berusaha melakukan aksi bunuh diri, hanya beberapa sebelum kick-off pertandingan Bundesliga.

Baca:Pemain Middlesbrough Boleh Menggunakan Ponsel saat Jeda Pertandingan


Aksi bunuh diri coba dilakukannya karena depresi. Ia stres karena terus menerus mendapat tekanan usai salah mengambil keputusan dalam suatu pertandingan.
 
Beruntung, sebelum Rafati melakukan aksinya, seorang asisten wasit melihat kejadian tersebut dan kemudian membawanya ke rumah sakit.
 
Kejadian yang dialami Rafati sontak membuat gelandang Timnas Jerman, Bastian Schweinsteiger prihatin. Sebagai bentuk simpatinya, Schweini yang saat itu masih bermain untuk Bayern Muenchen menyempatkan diri mengirimkan surat kepada Rafati untuk coba membantunya bangkit.
 
"Mr Rafati, dalam hidup pasti kita pasti mengalami cobaan atau keterpurukan. Tapi, Anda harus bangkit setiap kali jatuh. Saya mendoakan yang terbaik untuk Anda," demikian tulis Schweinsteiger.

Baca juga:Reaksi Pemain MU di Media Sosial Usai Juara Piala Liga


Kalimat di atas rupanya membuat Rafati sadar dan menumbuhkan kembali semangatnya untuk melanjutkan hidupnya. Meski demikian, Rafati tetap tidak bisa menghilangkan traumanya memimpin pertandingan.
 
"Saya sangat terharu. Dia tidak perlu melakukan itu. Dia tahu saya tidak akan pernah memimpin pertandingan lagi setelah kejadian ini. Ini adalah sikap yang sangat manusiawi," ujar Rafati.
 
Kisah Rafati ini jelas memberikan gambaran bahwa profesi wasit yang bayarannya tidak seberapa, memiliki konsekuensi yang sangat besar. Sayangnya, hingga saat ini para penonton atau bahkan pemain tampaknya belum menyadari bahwa wasit hanyalah seorang manusia yang bisa saja membuat kesalahan.
 
Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pelecahan verbal yang diterima soerang wasit dalam sebuah pertandingan. (https://thecomeback.com)
 
Video:?Luis Milla Mengaku Senang Tinggal di Indonesia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ACF)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif