\ Kisruh Tak Kunjung Usai, Produta FC Memilih Bubar
Pesebakbola Produta FC Agus Pranoto (kanan) berebut bola dengan pesebakbola Persepar Palangkaraya Oyepedo George (kiri).  (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Pesebakbola Produta FC Agus Pranoto (kanan) berebut bola dengan pesebakbola Persepar Palangkaraya Oyepedo George (kiri). (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

Kisruh Tak Kunjung Usai, Produta FC Memilih Bubar

Bola kisruh pssi
Kautsar Halim • 05 Juni 2015 11:50
medcom.id, Jakarta: Kisruh sepak bola yang makin pelik melanda Tanah Air terbukti merugikan seluruh pihak. Tak terkecuali dengan klub divisi utama, Produta FC.
 
Klub asal Medan itu akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari kompetisi kasta kedua karena sudah skeptis dengan penanganan sepak bola Indonesia. Hal tersebut mereka tuangkan dalam siaran pers di situs resmi klub beberapa hari yang lalu.
 
"Menimbang situasi terakhir yang tampaknya masih belum ada kejelasan tentang pelaksanaan kompetisi nasional berdasarkan aturan azas dan prinsip Badan Sepakbola Internasional (FIFA) dan Konfederasi Asia (AFC), maka PT Produta FC dengan ini memutuskan membubarkan kepengurusan dan aktifitas klub Pro Duta FC dari kompetisi Divisi Utama dalam waktu sesegera mungkin," tulis situs resmi Produta FC.
  "Hal ini juga tidak terlepas dari semakin beratnya biaya operasional latihan, akomodasi, makan, dan tentunya pembayaran gaji pemain dan ofisial yang terus berjalan tanpa kepastian arah dan tujuan kompetisi." sambung pernyataan dalam situs tersebut.
 
Berikut alasan Produta mengundurkan diri dari Divisi Utama:
 
1. Produta kecewa karena janji PSSI dan Liga Indonesia yang menyebutkan tiap klub peserta berpeluang mendapatkan keuntungan berupa uang. ternyata, pada kenyataannya janji tersebut tidak pernah terealisasi.
 
2. Produta melihat PSSI yang mendengungkan statuta FIFA dan AFC masih belum menjalankan Pro Club Licensing Regulation dan Sporting Merit dengan benar.
 
3. Produta masih mempertanyakan transparansi antara PSSI dan PT. Liga Indonesia dalam nilai komersial Divisi Utama (DU).
 
4. Adanya gambaran jelas tentang inkonsistensi PSSI dan PT Liga Indonesia dalam dasar-dasar menggulirkan kompetisi di bawah kewenangan FIFA dan AFC adalah saat awal pelaksanaan Kompetisi DU.
 
5. Pemerintah yang membekukan Federasi ( PSSI) belum pernah membuka komunikasi dua arah dengan klub-kub peserta Divisi Utama. Sejak itu, baik PT Liga Indonesia maupun Pemerintah juga belum memberikan keputusan mengenai kelanjutan nasib kompetisi.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(KAU)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif