\ Gianluca Zambrotta, Tak Henti Meneror Sisi Sayap Lawan
Zambrotta ketika memperkuat AC Milan (CHRISTOF STACHE / AFP)
Zambrotta ketika memperkuat AC Milan (CHRISTOF STACHE / AFP)

Gianluca Zambrotta, Tak Henti Meneror Sisi Sayap Lawan

Bola calcio legend
Krisna Octavianus • 17 Mei 2016 08:07
Profil Pemain Tim Calcio Legend: Gianluca Zambrotta
 
medcom.id, Jakarta:Gianluca Zambrotta merupakan salah satu bek sayap terbaik yang dimiliki Italia. Ia mendapatkan predikat itu lantaran dapat bermain dengan sama baiknya ketika bermanuver di sisi kanan serta kiri. Berkat kehebatannya pula, timnas Italia berhasil menjadi juara Piala Dunia 2006.
 
Umpan akurat serta kecepatan di atas rata-rata merupakan senjata andalan Zambrotta. Dengan kelebihan itu, Zambrotta menjadi langganan timnas Italia sejak 1999--2010.
  Laga melawan Ukraina pada Piala Dunia 2006 menjadi salah satu panggung kehebatan sang fullback. Ketika itu, ia menyumbang satu gol dan membawa Italia menang dengan skor 3-0. Gol Zambrotta mendapat apresiasi dari suporter Gli Azzurri lantaran diciptakan dengan proses yang indah. Setelah melewati sergapan pemain lawan, pria kelahiran 19 Februari 1977 tersebut melepaskan tembakan keras menggunakan kaki kiri dari luar kotak penalti. Tembakan itu tak mampu dibendung kiper lawan sehingga bola meluncur ke dalam gawang.
 
Karier Zambrotta di level klub tak kalah cemerlang. Enam klub pernah ia bela. Empat di antaranya adalah klub Italia. Ia mengawali karier di Como selama tiga musim pada 1994--1997. Namanya mulai berkibar saat memperkuat Bari pada 1997--1999. Dari situ, Zambrotta hijrah ke raksasa Italia, Juventus.
 
Zambrotta langsung mendapat tempat inti di sisi kanan pertahanan La Vecchia Signora sejak musim pertama. Selama di Juventus, pria yang memiliki jenggot cukup lebat ini mempersembahkan dua gelar Liga Italia Serie-A pada musim 2001--2002 dan 2002--2003.
 
Zambrotta meninggalkan Juventus dan Italia setelah kasus pengaturan skor atau Calciopoli muncul di sepak bola Italia pada musim panas 2006. Selepas Piala Dunia 2006, ia memutuskan untuk menerima pinangan Barcelona.
 
Akan tetapi, kisah kariernya di Barcelona tak secemerlang di Juventus. Ketika itu, ia bertahan dua musim dan hanya mempersembahkan satu gelar yakni Piala Super Spanyol 2006.
 
Setelah itu, ia kembali ke Italia untuk bergabung dengan klub raksasa Serie-A, AC Milan. Ia seperti terlahir kembali di Milan. Usai melewati dua musim berseragam I Rossoneri, Zambrotta berhasil merengkuh scudetto pada musim 2010--2011 dan satu Piala Super Italia 2011.
 
Zambrotta memutuskan meninggalkan Milan pada pertengahan 2012. Lantaran dimakan usia dan tak ada klub yang mau menampung, Zambrotta akhirnya memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola.
 
Menganggur selama satu tahun seolah membuat Zambrotta "gatal" untuk bermain sepak bola. Alhasil, ia merevisi keinginan untuk pensiun guna bermain bersama tim Divisi Dua Swiss, FC Chiasso. Ia bermain selama satu musim di klub yang memiliki warna jersey biru-merah itu. Lalu, ia menjalani peran sebagai pemain-pelatih sampai 2014. Kemudian resmi menjadi pelatih pada musim 2014--2015.
 
Kehebatan Zambrotta dalam menyusur sisi sayap bisa disaksikan oleh pencinta sepak bola di Indonesia. Sebab, ia akan memperkuat skuat Calcio Legend untuk melawan Primavera Baretti yang berisi para pemain legendaris Indonesia yang sempat berguru di Italia seperti Kurniawan Yulianto, Yeyen Tumena, Alex Pulalo, dan Imran Nahumarury.
 
Menurut Grande Evento selaku promotor acara, Zambrotta beserta 16 legenda sepak bola Italia lainnya akan tiba di Jakarta pada 19 Mei. Mereka akan melakoni berbagai kegiatan selama tiga hari berada di Indonesia. Mulai dari menggelar coaching clinic, meet and greet, dan melakoni laga eksebisi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif