Polisi langsung mengadang saat ratusan suporter bonek asal Sidoarjo ingin bergabung dengan suporter bonek yang tengah unjuk rasa di Surabaya. Mereka datang dari arah Sidoarjo menuju Surabaya.
Mengetahui hal itu, polisi yang tengah berjaga coba menghalau massa, tepatnya di depan SPBU di Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Ratusan massa Bonek yang mengendarai motor langsung diserbu oleh polisi.
Polisi meminta mereka kembali ke Sidoarjo. Namun, massa menolak. Mendengar hal tersebut, polisi pun langsung bertindak brutal. Pentungan yang digenggamnya langsung diarahkan ke massa bonek.
Bahkan, polisi sempat menembakkan gas air mata ke arah massa. Ratusan bonek asal Sidoarjo pun kocar kacir. Sebagian ada yang lolos gabung dengan massa bonek di Surabaya, sebagian massa kembali ke Sidoarjo.
Aksi brutal itu juga dialami para pewarta. Awak media dari sejumlah media massa televisi, online, dan fotografer yang tengah meliput menjadi sasaran oknum polisi. Mereka meminta paksa media menghapus gambar dan video hasil peliputan para pewarta.
Bahkan, polisi tak tanggung-tanggung mengambil paksa memory card handycam milik pewarta televisi. Sementara pewarta yang menolak, sempat mendapat kekerasan fisik, dengan ditendang.
"Ayo cepat hapus, hapus foto dan videonya," bentak polisi kepada awak media.
Pasca-kerusuhan ini, sejumlah titik vital dijaga ketat. Seperti di Taman Bungkul, KBS, Pos Polisi di depan Monumen Polisi Istimewa, Kantor Dispora, Kantor PSSI Jawa Timur, yang sempat disegel Bonek, Gedung Grahadi, Balai Kota Surabaya dan beberapa titik vital lainnya.
Video: Bonek Pesimistis Kepengurusan Baru PSSI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)
