medcom.id, Jakarta: Aktivis Save Our Soccer (SOS) Apung Widadi mengatakan PSSI harus mengikuti visi dan misi yang sudah dibuat pendahulunya. Menurutnya, PSSI dalam beberapa tahun ini berjalan ke arah yang salah.
PSSI dibekukan oleh Kemenpora melalui surat yang dikeluarkan per 17 April. Dalam surat itu, Kemenpora menegaskan bahwa tidak mengakui segala kegiatan keolahragaan PSSI termasuk Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2015 di Surabaya, Sabtu 18 April. Pembekuan oleh Kemenpora ini membuat PSSI terancam sanksi dari FIFA.
"Saya pikir pembekuan kemarin adalah kado terindah, kado besar tetapi juga kado untuk introspeksi pengelolaan sepak bola di Indonesia. Usia PSSI itu melebihi usia dari republik ini, sudah 85 tahun," kata Apung kepada di acara Metro Malam, Minggu 19 April.
"Itu artinya visi dan misi PSSI itu dikembalikan kepada visi awal yang diberikan Soekarno untuk mendirikan PSSI yaitu sebagai alat perjuangan bangsa. Bukan sebagai alat politik, alat ekonomi atau sebagai alat untuk mengeruk uang negara. Inilah yang harus dipahami secara filosofis, semua stakeholder di Indonesia," sambungnya.
Apung menilai PSSI belum ada perkembangan yang signifikan. Pasalnya, ia merasa ada permainan di dalam kubu PSSI.
"Itu sudah bukan hal terjadi sekarang saja, sudah lebih 30 tahun yang lalu, di mana pengurusnya itu-itu saja, rezimnya itu-itu saja, tidak berubah. Ada pergantian, tetapi muaranya ke rezim yang sama. Kalau dulu ada sekjen PSSI yang sejak saya kecil sampai sebesar ini, masih saja jadi Sekjen. Berarti reformasi dari revolusi 2010 sudah tak berlaku lagi," tuturnya. (Christ Saputra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)