medcom.id, Jakarta: Penangkapan enam pejabat Federation Internationale de Football Association (FIFA) mengejutkan banyak pihak. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut sepak bola Indonesia dapat berkaca dari kasus yang melanda organisasi internasional itu.
Mantan Ketua PSM Makassar ini menyesalkan kejadian penangkapan pelaku korupsi di organisasi internasional itu. Namun, langkah itu merupakan langkah yang baik untuk kemajuan sepak bola itu sendiri.
"Prinsip olahraga itu sportif, jujur. Tindakan (penangkapan) itu bagus, untuk sepak bola lebih baik ke depan," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Kamis (28/5/2015).
Selain itu, organisasi sepak bola di Indonesia harusnya bisa berkaca dari kasus yang melanda FIFA ini. Kenapa tidak, dalam kasus FIFA, penangkapan dilakukan terhadap anggota yang berbuat salah.
Berbeda dengan Indonesia, kata JK, yang ditindak justru organisasi yang menaungi sepak bola, PSSI. "Harusnya kalau salah orangnya, ya orangnya, bukan PSSI-nya," lanjut JK menyindir Menpora Imam Nahrawi yang hingga kini belum mencabut SK Pembekuan PSSI.
Seperti FIFA, meski penangkapan dilakukan terhadap sejumlah pejabat, pengelolaan sepak bola tetap berjalan. Sebab, penangkapan hanya dilakukan kepada sejumlah oknum bukan pembekuan organisasi.
"Makanya jadi banyak masalah (di Indonesia). Sekarang yang harus diperbaiki ini adalah bagaimana sepak bola tetap berjalan," tandas pria asal Makassar ini.
Sebelumnya, Persiapan Kongres ke-65 FIFA di Zurich, Swiss, dibuat mencekam dengan aksi penangkapan sejumlah pejabat FIFA oleh FBI yang dibantu pihak kepolisian Swiss. Mereka dituding terlibat kasus korupsi.
Menurut laporan AP, sebanyak enam pejabat FIFA ditangkap oleh polisi khusus Amerika (FBI) dan kepolisian Swiss di sebuah hotel mewah di Swiss, pada Rabu 25 Mei 2015. Setelah dilakukan pengembangan, jumlah tersangka menjadi 14 orang.
Mereka didakwa atas tuduhan suap, penggelapan pajak, penyalahgunaan wewenang, pengaturan bidding tuan rumah Piala Dunia, sampai penyelewengan hak siar pertandingan dalam 20 tahun terakhir yang nilainya mencapai USD 100 juta lebih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ACF)